kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ramai Aksi Buyback Saham, Begini Pandangan Analis


Jumat, 09 September 2022 / 08:10 WIB
Ramai Aksi Buyback Saham, Begini Pandangan Analis


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aksi buyback atau pembelian kembali saham tengah ramai dilakukan oleh emiten. Langkah ini bisa mengangkat kinerja harga saham.

Untuk diketahui, ada sejumlah emiten yang melangsungkan aksi buyback. Emiten-emiten ini antara lain ada PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), dan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS).

Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Roger M.M menilai, salah satu tujuan buyback memang untuk memperbaiki harga saham perusahaan yang terlalu murah. Dengan harapan dapat menjaga kepercayaan investor.

Meski sebenarnya aksi buyback ini sangat tergantung dengan realisasi pembelian saham suatu emiten dan jangka waktu pelaksanaan buyback. Dari sekian nama, Roger menyoroti prospek saham RALS yang dinilai akan terangkat dari aksi buyback.

Baca Juga: Emiten Ramai-Ramai Laksanakan Aksi Buyback

RALS berencana buyback sebanyak-banyaknya 360 juta saham atau 5% dari seluruh saham yang disetor penuh, dengan alokasi dana sebesar Rp 200 miliar. Emiten ritel fesyen ini, bakal melakukan buyback secara bertahap hingga 28 Februari 2024.

"Ramayana menarik karena dengan adanya inflasi, behaviour (perilaku) konsumen berpindah dari mengonsumsi barang yang agak mahal jadi lebih murah. Hal ini berdampak positif bagi RALS," kata Roger, Kamis (8/9).

Seperti yang dilakukan oleh PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) alias Mitratel yang sukses meningkatkan performa harga sahamnya. Emiten grup Telkom ini melaksanakan buyback mulai 2 Juni sampai 2 September 2022.

Roger menyebutkan, faktor kesuksesan itu karena Mitratel adalah perusahaan yang baru initial public offering (IPO) dan secara kinerja terpantau positif.

"Selain itu, kalau aksi korporasi BUMN, investor lebih yakin. Sektor MTEL juga tidak terlalu terpengaruh inflasi," papar Roger.

Baca Juga: Dua Emiten Ini Umumkan Perpanjangan Periode Buyback Saham Hingga Akhir 2022

Dihubungi terpisah, Kepala Riset Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya menambahkan bahwa alasan emiten melakukan buyback karena optimis bahwa kinerja masa depannya akan lebih baik lagi. Sentimen buyback ini sebenarnya berdampak positif bagi perusahaan.

"Hanya saja, masih kalah kuat dengan sentimen negatif yang ada sehingga sahamnya tetap saja turun," ungkap Cheril saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (8/9).

Cheril menganalisis, sentimen negatif seperti kenaikan harga bahan baku, fluktuasi nilai tukar, kinerja bisnis mempengaruhi harga saham perusahaan.

Sehingga soal prospek saham ke depan, tergantung bagaimana bisnis suatu perusahaan bisa berinovasi di berbagai tantangan ekonomi saat ini dan strategi dalam mengembangkan bisnis. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×