Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Indeks Harga saham Gabungan (IHSG) kembali melanjutkan penguatan sebesar 1,58% ke level 5.518,241 pada penutupan perdagangan, Kamis (16/3). Meski Bank Sentral AS telah menaikkan suku bunga acuannya, pelaku pasar sudah siap untuk mengantisipasi hal tersebut.
Adapun data ekonomi domestik yang berdampak pada penguatan rupiah turut membuat indeks bertahan melaju di zona hijau hari ini.
Mengutip data RTI, dari sepuluh sektor yang menggerakkan IHSG, tiga sektor yang memimpin penguatan di antaranya aneka industri yang menguat 3,92%, manufaktur menguat 2,02%, dan infrastruktur yang menguat 1,83%. Volume perdagangan pun tercatat mencapai 35,038 miliar dengan nilai Rp1,8 triliun.
Bima Setiaji, Analis NH Korindo Securities mengatakan, penguatan indeks hari ini terjadi karena masih adanya aksi beli asing atau net foreign buy yang mencapai Rp 1,8 triliun. "Aksi net buy ini jadi pendorong utama saham-saham blue chip yang mayoritas diakumulasi oleh investor asing," ujarnya menganalisis.
Menurut Bima, saham-saham blue chip seperti ASII dan TLKM yang menunjukkan kinerja baik membuat investor optimistis terhadap perekonomian Indonesia. Lebih lanjut dia bilang, menguatnya IHSG hari ini tidak menimbulkan efek hawkish bagi dollar AS, karena pernyataan Janet Yellen yang tidak akan menaikkan suku bunga The Fed secara buru-buru.
Setali tiga uang, Nafan Aji, Analis Binaartha Parama Sekuritas pun melihat, tidak adanya hawkish, membuat mata uang dollar AS tertekan. Sebaliknya, arus capital inflow mengalir ke negara-negara berkembang yang mengakibatkan IHSG dan semua bursa Asia menguat.