kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   18.000   0,88%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Rabu pagi, otot rupiah sedikit kendur


Rabu, 05 Oktober 2016 / 10:28 WIB
Rabu pagi, otot rupiah sedikit kendur


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Kurs rupiah tergelincir mengawali perdagangan, Rabu (5/10). Mengacu data Bloomberg, rupiah ke Rp 12.999 per dollar AS atau melemah 0,16% ke Rp 12.978 per dollar AS pukul 10:18 WIB.

Senasib, pada kurs Jakarta Interbank Spot Dollar (JISDOR), rupiah ke Rp 12.995 per dollar AS atau melemah 0,05% ke Rp 12.988 per dollar AS.

Rupiah mendapatkan tekanan dari penguatan dollar AS. Di mana, the greenback mempertahankan posisi di dekat level tertinggi dua pekan setelah data dan komentar petinggi The Fed yang menghidupkan kembali spekulasi kenaikan suku bunga pada akhir tahun ini.

Bloomberg Dollar Spot Index, yang mengukur dollar terhadap 10 mata uang utama, sedikit berubah pada pukul 10:03 waktu Tokyo, setelah naik 0,6 % pada Selasa, di saat menyentuh level tertinggi sejak 21 September.

Greenback melemah 0,2 % ke level ¥ 102,74, setelah naik selama enam hari berturut-turut sampai Selasa yang merupakan kenaikan beruntun terpanjang sejak Agustus.

Sebelumnya, Greenback meraih kenaikan tertinggi terhadap mata uang utama sejak 16 September pada hari Selasa setelah Fed Bank of Presiden Richmond Jeffrey Lacker mendesak bank sentral untuk mengetatkan kebijakan untuk membendung kemungkinan gejolak inflasi.

Hal itu diikuti oleh pernyataan Senin oleh Presiden Fed Bank of Cleveland Loretta Mester bahwa ekonomi sudah matang untuk kenaikan suku bunga dan laporan yang menunjukkan manufaktur AS berekspansi pada bulan September. Data pekerjaan yang dirilis akhir pekan ini diperkirakan akan menunjukkan kenaikan dalam laju perekrutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×