Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli
Pertumbuhan yang baik sejauh ini tidak terlepas dari kasus Covid-19 yang meningkat signifikan, sehingga permintaan dari pelayanan kesehatan, obat-obatan, dan alat kesehatan juga meningkat signifikan.
"Dengan kondisi kasus Covid-19 domestik yang mulai terkendali pada semester II 2021 ini, untuk PYFA, menurut kami masih ada potensi kenaikan dari penjualan produk farmasi, servis, dan terutama pada alat kesehatan yang memang masih banyak dibutuhkan hingga saat ini terutama untuk penanganan Covid-19," imbuhnya.
Terkait pergerakan harganya, untuk tren jangka pendek saham PYFA memang cenderung konsolidasi bahkan cenderung menurun, akan tetapi untuk jangka panjang masih ada potensi penguatan.
Sehingga untuk investor yang ingin melakukan investasi jangka pendek atau trading sebaiknya tunggu PYFA break hingga level support 1.160 terlebih dahulu.
Baca Juga: Pyridam Farma (PYFA) cetak pertumbuhan penjualan 147% pada kuartal II-2021
Apabila mampu bertahan dilevel tersebut, investor bisa akumulasi buy dengan target 1.250 untuk jangka pendek. Sementara untuk jangka menengah dan panjang, level resistance PYFA berada di 1.300 hingga 1.400.
Sementara itu, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengungkapkan, dilihat sisi teknikalnya, pergerakan PYFA saat ini masih berada di atas garis trendline support-nya. Adapun secara indikator di chart mingguan, PYFA masih menunjukkan tanda-tanda penguatan lanjutan.
" Para pelaku pasar harus mencermati pergerakan PYFA yang volumenya cenderung kecil, untuk target terdekat berada di level 1.315 dahulu," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Rabu (15/9).
Asal tahu saja, sejak awal tahun pergerakan harga saham PYFA cenderung menguat. Adapun secara year to date sahamnya sudah naik 22,05% menjadi Rp 1.190 per saham pada penutupan perdagangan, Rabu (15/9).
Selanjutnya: Pyridam Farma (PYFA) targetkan pendapatan dan laba naik naik dua digit
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News