Reporter: Harris Hadinata, Muhammad Julian | Editor: Harris Hadinata
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah saham mencetak kenaikan harga dahsyat sepanjang paruh pertama tahun ini. Kenaikan harganya bahkan bisa melebihi 100%. Padahal Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 22,15% di periode yang sama.
Saham PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) salah satunya. Harga saham emiten farmasi ini menguat 203,03% bila dihitung sejak awal tahun. Alhasil, saham PYFA tercatat sebagai saham dengan penguatan paling tinggi di bursa efek selama semester satu tahun ini.
Pada Jumat (26/6) lalu, harga PYFA ditutup di Rp 600 per saham. Ini merupakan harga tertinggi PYFA dalam lima tahun terakhir.
Harga saham PYFA menguat tajam pada Mei lalu. Harga saham ini sempat mencapai level terendah di Rp 141 per saham Maret lalu.
Artinya, bila dihitung dari harga terendah, saham PYFA sudah naik 368,09%. Pada awal Juni ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) bahkan sempat melakukan suspensi terhadap perdagangan saham PYFA.
PYFA masih getol meluncurkan produk baru. Rencananya, emiten farmasi ini bakal meluncurkan 11 obat generik bermerek dan sembilan obat tidak bermerek hingga tutup tahun nanti.
Jika tak ada aral melintang, tiga produk baru di antaranya bakal diluncurkan pada bulan Juli 2020 mendatang.
“Kami baru saja menerima izin obat baru, yaitu vitamin C dosis tinggi yang sedang kami produksi, dan harapannya bisa kami launching di Juli,” kata Direktur PYFA Kuntoro Wisaksono Nurtanio beberapa waktu lalu.
Perkiraan PYFA, kehadiran produk baru tidak akan serta merta mengungkit kinerja perusahaan secara signifikan. Kontribusi tambahan pendapatan yang didapat dari produk baru diperkirakan tidak akan melebihi 5% dari total penjualan tahun ini.
Meski begitu, produk baru diharapkan bisa membantu PYFA menjaga kinerjanya di tengah iklim bisnis yang menantang akibat efek gulir corona (Covid-19). Diakui PYFA, kinerja penjualan PYFA memang tidak kebal dari efek corona.
BEI mencatat total nilai transaksi saham PYFA mencapai Rp 0,04 miliar, sedangkan volume saham yang ditransaksikan mencapai 72.100 lot.
Dengan earning per share (EPS) alias laba bersih per saham Rp 33, maka price to earning ratio (PER) saham ini 18,18 kali. Adapun price to book value sebesar (PBV) 2,49 kali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News