kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Punya uang di bawah Rp 5 juta, nanti bisa beli SBN


Selasa, 24 Oktober 2017 / 19:30 WIB
Punya uang di bawah Rp 5 juta, nanti bisa beli SBN


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah berencana menyempurnakan struktur produk penerbitan surat berharga negara (SBN) untuk investor ritel sejalan dengan akan diimplementasikannya sistem penjualan SBN ritel secara online. Tujuannya, untuk menjangkau investor ritel lebih luas lagi.

Penyempurnaan struktur produk penerbitan SBN ritel tersebut, yaitu dengan memperkecil besaran minimal pembelian SBN ritel menjadi di bawah Rp 5 juta.

Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Loto Srinaita Ginting mengatakan, pihaknya tengah mengkaji minimal pembelian SBN hingga Rp 100.000 dan kelipatannya.

"Kalau kami buka (minimal pembelian) kelipatan Rp 100.000, ini lebih jangkau orang-orang yang punya uang di bawah Rp 5 juta," kata Loto di Gedung Dhanapala Kemenkeu, Selasa (24/10).

Menurut Loto, kajian tersebut dilakukan setelah pemerintah menerima masukan dari salah satu perusahaan financial technology (fintech) penjual reksadana. Mereka lanjut Loto, memiliki pengalaman menjual Rp 100.000 dan cukup diminati.

Pemerintah sendiri lanjutnya, melihat minat investor ritel terhadap SBN ritel semakin meningkat. Hal itu salah satunya tampak pada jumlah pemesanan obligasi ritel (ORI) seri ORI014, yang terbesar yaitu pada kisaran Rp 5 juta-Rp 100 juta. Padahal, jumlah pemesanan ORI seri sebelumnya, yaitu ORI013, yang terbesar ada di kisaran Rp 100 juta-Rp 500 juta.

Ia juga mengakui, sistem penjualan SBN ritel secara online saat ini, sudah bisa mengantisipasi pembelian minimal Rp 100.000 dan kelipatannya. Namun, "Kami masih koordinasi, apakah Rp 100.000 dan kelipatan Rp 100.000 sudah struktur yang optimal, bisa dieksekusi atau tidak," tambahnya.

Selain itu, Loto juga mengaku bahwa pemerintah masih mengkaji tenornya. "Kalau ikut ORI, bisa tiga tahun. Kalau ikut saving bond ritel, dua tahun. Kalau dianggap perlu lebih pendek lagi, kami berarti mungkin bisa lebih dari 12 bulan," ujar dia.

Untuk diketahui, sistem penjualan SBN untuk investor ritel sendiri saat ini tengah dikembangkan pemerintah dan dalam tahap pilot project. Dengan penjualan secara online, pemerintah tak lagi menggunakan agen penjual, melainkan mitra distribusi (Midis) SBN ritel online yang terdiri dari bank, perusahaan efek, dan perusahaan fintech.

Tujuannya, untuk memudahkan akses masyarakat yang ingin berinvestasi di SBN ritel, memperluas basis investor domestik, dan mendukung terwujudnya keuangan inklusif.

Loto bilang, penjualan SBN ritel secara online ini akan diluncurkan tahun depan. Meski begitu, Loto belum mau memastikan kapan pembelian minimal tersebut juga akan diluncurkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×