Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) masih akan memiliki prospek yang menarik ke depan. Rencana ekspansi, hingga permintaan terhadap produk ERAA yang masih tetap tinggi di tengah pandemi jadi faktor positif untuk kinerja ERAA.
Analis Panin Sekuritas Rendy Wijaya dalam risetnya pada 16 Juni menuliskan, tren permintaan terhadap produk-produk elektronik masih tercatat tinggi. Hal ini dapat terlihat penjualan produk ERAA pada kuartal I-2021 yang masih catatkan pertumbuhan.
Tercatat, penjualan produk smartphone dan tablet tumbuh 47,8% secara year on year (yoy) dan penjualan komputer dan peralatan elektronik lainnya juga naik 71,6% secara yoy.
Menurutnya, kenaikan ini tidak hanya didorong dari pertumbuhan harga jual rata-rata, akan tetapi dari sisi volume penjualan sepanjang periode tersebut juga meningkat ke level 2,86 juta unit (+9% yoy).
Baca Juga: Pemerintah kembali tetapkan PPKM Mikro, ini rekomendasi analis untuk sektor ritel
“Dengan kebijakan PPKM mikro yang masih diberlakukan dan penambahan kasus positif Covid-19 yang masih berfluktuasi, kami memperkirakan tren permintaan yang tinggi ini akan cenderung stabil di tahun ini dan akan berdampak positif terhadap kinerja ERAA,” ujar Rendy dalam risetnya.
Sepanjang tahun ini terjadi kelangkaan terhadap komponen semikonduktor yang berdampak pada sejumlah brand menunda peluncuran produk barunya. Misalnya peluncuran Galaxy S21 FE dan Macbook Pro.
Rendy menilai hal ini bisa memberi dampak negatif pada ERAA karena umumnya produk baru yang diluncurkan akan mengundang animo masyarakat dan turut mendorong pertumbuhan pendapatan.
Walau demikian, ia melihat dampak dari hal tersebut terhadap kinerja ERAA pada tahun ini relatif tidak akan besar. Pasalnya, ERAA memiliki penjualan yang solid dari produk existing, seiring kemampuan mereka untuk menyediakan persediaan yang diperlukan oleh konsumen. Selain itu, aturan IMEI juga turut memperbaiki kompetisi di pasar smartphone Indonesia.
Apalagi, sejalan dengan vaksinasi di Indonesia yang masih berlangsung hingga saat ini, diharapkan traffic pengunjung di gerai ERAA juga kembali membaik. Hal ini berpotensi meningkatkan kontribusi pendapatan dari penjualan langsung ke end consumer dibanding penjualan ke distributor.
“Sejalan dengan perbaikan traffic di offline stores ERAA juga masih aktif melakukan ekspansi dengan target tahun ini pembukaan gerai baru sebanyak 300 gerai. Salah satunya melalui skema Erafone Cloud Retail Partner, yakni skema pembukaan gerai baru dengan menjalin kerjasama dengan investor lokal,” imbuh Rendy.
Rendy menjelaskan, melalui skema tersebut, ERAA akan bekerjasama dengan investor yang memiliki ruko ataupun modal. Nantinya kedua belah pihak akan melakukan pembagian keuntungan.
Tercatat, hingga 30 April 2021 telah terdapat 9 gerai yang sudah dibuka menggunakan skema ini.
Baca Juga: Sebagian besar harga saham LQ45 berkinerja negatif, ini prospeknya menurut analis
Rendy bilang, inisiatif ini akan dapat meningkatkan efisiensi ERAA dalam melakukan ekspansi di mana belanja modal yang diperlukan akan menjadi lebih minim dan mendukung peningkatan arus kas perusahaan.
Berdasarkan proyeksinya, setiap pembukaan 1 gerai baru, ERAA rata-rata membutuhkan sekitar Rp 1 miliar untuk belanja modal.
Adapun, pada tahun ini Rendy memproyeksikan ERAA akan membukukan pendapatan sebesar Rp 41,23 triliun dengan laba bersih Rp 1,24 triliun.
Dengan permintaan produk yang stabil tinggi, ketersediaan pasokan produk, serta langkah ekspansi yang prospektif, Panin Sekuritas pun memberikan rekomendasi beli untuk saham ERAA dengan target harga Rp 860 per saham.
Selanjutnya: Penjualan ponsel naik, ini proyeksi kinerja Erajaya (ERAA) dari Mirae Asset Sekuritas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News