Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan saham-saham LQ45 cenderung menguat. Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), LQ45 sudah terkerek hingga 5,19% sejak awal tahun hingga penutupan perdagangan hari ini, Senin (21/2).
Saham-saham yang menguat itu turut mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meningkat 4,88% secara year to date (ytd). IHSG ditutup di level 6.902,965 hari ini.
Kendati sudah mengalami kenaikan harga hingga mampu menopang penguatan IHSG, mayoritas saham LQ45 masih memiliki potensi kenaikan harga. Bahkan, beberapa saham memiliki potensi upside di atas 10%.
Baca Juga: IHSG Rekor di 6.902 Pada Senin (21/2), Asing Masih Mencatat Net Buy
Mengutip data Bloomberg, berdasar harga saham-saham LQ45 per penutupan perdagangan Jumat (18/2) dan target harga konsesus analis, ada 10 saham dengan potensi upside di bawah 10% dan 2 saham yang sudah melewati target harga konsensus.
Sementara, 33 saham lainnya memiliki potensi upside melebihi 10%. Adapun BUKA memiliki potensi kenaikan harga paling tinggi yakni 131,28%.
Mencermati data di atas, Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengungkapkan, mayoritas saham-saham LQ45 memang masih menarik untuk dibeli. Walau begitu, saham dengan potensi upside yang tinggi tidak melulu menjadi yang atraktif.
Potensi upside yang tinggi juga dapat diartikan pergerakan sahamnya cenderung melemah, sehingga jauh dari konsensus analis. BUKA misalnya, kendati peluang kenaikan harganya paling tinggi, sahamnya justru paling riskan.
Baca Juga: IHSG Rekor Lagi Meski Cuma Naik Tipis ke 6.902 Pada Senin (21/2)
"Tekanan jual yang masih lebih dominan sehingga potensi pelemahan lanjutan pun lebih besar," jelas William kepada Kontan.co.id, Senin (21/2).
Saham-saham seperti BBCA, BRPT, dan MDKA dipandang lebih menarik. Walau harga ketiga saham itu relatif sudah mendekati target konsensus analis, William melihat ketiganya akan mencatat penguatan yang lebih tinggi lagi.
Dus, ketiganya masih layak dibeli dengan resistance Rp 8.250 per saham untuk BBCA dan target selanjutnya diperkirakan mendekati Rp 9.000 per saham. Sementara itu, BRPT dengan target Rp 1.055-Rp 1.100 per saham dan MDKA dengan target Rp 4.000- Rp 4.300 per saham.
Sementara itu, Deputy Head of Research Sinarmas Sekuritas Ike Widiawati mengungkapkan, saham-saham dengan peluang kenaikan yang tinggi seperti INCO, UNTR, PTBA dan ANTM cukup menarik. Empat saham itu ditopang sentimen tingginya harga komoditas batubara dan nikel.
Selain itu, INCO, UNTR, dan PTBA terlihat memiliki pergerakan teknikal yang tergolong aman. Untuk, ANTM secara teknikal berpeluang menguji resistance di 2.200. Apabila berhasil, sahamnya berpotensi ke kisaran konsolidasinya di level 2.200 - 2.400.
Baca Juga: IHSG Rekor Lagi di 6.892 Pada Penutupan Perdagangan Jumat (18/2)
Adapun saham-saham perbankan seperti BBRI, BMRI, dan BBNI juga dipandang atraktif walaupun memiliki potensi upside yang minim. Kemenarikan saham-saham itu ditopang kondisi keuangan yang solid dan risiko yang lebih minim.
Risiko perlu diperhitungkan, sebab kenaikan saham-saham LQ45 tidak terjadi selamanya. Saat ini, saham-saham LQ45 menguat terkerek optimisme pelaku pasar terhadap kondisi ekonomi dan prospek berbagai industri yang lebih baik seiring dengan pembukaan ekonomi di banyak negara. Akan tetapi secara siklus, euforia kenaikan saham di kuartal I cenderung meredup di kuartal II.
"Sehingga investor harus dapat memanfaatkan momentum ini dengan baik namun juga harus dapat bersiap-siap dengan adanya potensi koreksi di ke kuartal ke II," jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (21/2).
Ike melanjutkan, di antara saham-saham perbankan yang ada, BBRI lebih dijagokan dengan target harga Rp 4.800 per saham. Selain kondisi fundamental yang solid, secara teknikal harga BBRI sudah terkonfirmasi untuk peluang melanjutkan kenaikannya.
Sementara itu, target harga INCO berada di Rp 5.500 per saham, PTBA di Rp 3.300 per saham, UNTR di Rp 28.500 per saham, serta ANTM di Rp 2.300 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News