Reporter: Grace Olivia | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten konstruksi pelat merah PT PP Tbk resmi menerbitkan surat berharga perpetual (SBP). Rencananya, obligasi perpetual yang bertajuk SBP PP 2018 ditawarkan mencapai Rp 1 triliun.
Instrumen yang juga dikenal sebagai obligasi bunga abadi ini tidak memiliki waktu jatuh tempo. Adapun, bunga yang ditawarkan bagi investor sebesar 9,65% per tahun. Namun, jika setelah tiga tahun PTPP tidak melakukan opsi beli terhadap instrumen ini, bunga akan bertambah (step-up rate) sebesar 5%.
Pembelian pertama instrumen SBP ini dilakukan oleh PT Ciptadana Asset Management melalui penerbitan Reksadana Penyertaan Terbatas (RDPT) senilai Rp 250 miliar.Direktur Utama Ciptadana Asset Management Paula Rianty Komarudin menjelaskan, sejatinya perusahaannya berniat menerbitkan RDPT senilai underlying asset SBP PTPP yaitu Rp 1 triliun.
Namun hal ini urung dilakukan karena investor RDPT maksimal cuma 49 pihak. Alhasil, modal investor akan jadi terlalu besar. "Kami inginnya investor ritel seperti dana pensiun atau asuransi yang kecil bisa masuk dengan nilai investasi minimum Rp 5 miliar," ujar Paula, Selasa (17/3) kepada KONTAN.
RDPT bertajuk Ciptadana Infrastruktur Indonesia ini menawarkan tingkat imbal hasil sebesar 8,25% net per tahun. Pembayaran imbal hasil akan dilakukan setiap tiga bulan dan tidak memiliki waktu jatuh tempo.
Surat berharga yang ditujukan untuk pembiayaan proyek-proyek infrastruktur PTPP ini telah mendapatkan rating A- dari PT Pefindo.
Dana dari penerbitan instrumen utang ini rencananya akan digunakan untuk proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Meulaboh 2x200 MW. Proyek ini dibangun dengan skema IPP melalui konsorsium PT PP Energi, China Datang Overseas Investment Co. dan PT Sumberdaya Sewatama, untuk mendapatkan pembiayaan alternatif di luar anggaran pemerintah.
Saat ini RDPT Ciptadana Infrastruktur Indonesia masih dalam tahap legalitas dokumen. Peluncuran produk rencananya dilaksanakan pada 14 Mei. Bahkan, RDPT sudah habis terjual kepada sekitar sepuluh investor saja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News