kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

PTPP berencana anggarkan belanja modal hingga Rp 10 triliun pada 2020


Selasa, 26 November 2019 / 17:51 WIB
PTPP berencana anggarkan belanja modal hingga Rp 10 triliun pada 2020
Direktur Utama PTPP Lukman Hidayat (tengah) dan Menristek Bambang PS Brodjonegoro (kedua kiri) saat peresmian PP Digital Construction Day International Conference & Workshop (DCD) 2019 di Jakarta, Selasa (26/11).


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten properti pelat merah PT PP Tbk (PTPP) berencana menganggarkan belanja modal (capital expenditure) sekitar Rp 8 triliun hingga Rp 10 triliun pada tahun 2020. 

Direktur Keuangan PTPP Agus Purbianto mengatakan rencananya capex paling besar akan digunakan untuk proyek di sektor air, jalan tol serta energi baru terbarukan (EBT) biomassa di wilayah Indonesia Timur. Di sektor air, PTPP berencana untuk membuat sistem instalasi Sea Water Reverse Osmosis (SWRO). 

Baca Juga: Mundur lagi, PTPP akan divestasi empat asetnya tahun depan

"Output-nya nanti untuk demin water untuk fasilitas punya Pertamina dan ada mineral water untuk bisa diminum dan ada juga garamnya," jelas Agus, Selasa (26/11). 

Ditemui di waktu yang berbeda, Direktur Utama PTPP Lukman Hidayat menjelaskan nantinya capex berasal dari dividen, pinjaman dan divestasi. Adapun porsinya 30% berasal dari ekuitas, 70% dari utang. 

Sementara itu, hingga saat ini belanja modal yang sudah terserap sekitar Rp 4 triliun. Manajemen memperkirakan capex yang terserap hingga akhir tahun bisa mencapai Rp 5 triliun. Berdasarkan catatan Kontan, PTPP awalnya menganggarkan capex sekitar Rp 8 triliun - Rp 9 triliun.

"Paling besar serapan ada ke urban perumahan, ada juga ke tol, pembangkit listrik tenaga sampah di Solo, Kereta Api Makassar dan sistem penyedia air minum (SPAM)," jelas Lukman. 

Lebih lanjut, hingga Oktober 2019 PTPP tercatat telah memperoleh nilai kontrak baru Rp 26,7 triliun. Proyek tersebut sebanyak 46% berasal dari EPC, 26% infrastruktur, 16% gedung dan 12% dari anak perusahaan. Dari sisi kepemilikan proyek, 59% masih dari BUMN. 

Baca Juga: Tak akuisisi tambang, Indo Tambangraya (ITMG) fokus efisiensi tahun ini

Hingga akhir tahun, Lukman optimistis nilai kontrak baru bisa mencapai Rp 42 triliun. Ini merupakan revisi kedua dari PTPP. Sebelumnya PTPP merevisi target kontrak baru dari Rp 50,3 triliun menjadi Rp 45 triliun. "Dengan target kontrak baru, akhir tahun pendapatan minimal Rp 28 triliun," imbuh Lukman. 

Adapun, pada kuartal III-2019 PTPP membukukan pendapatan senilai Rp 16 triliun. Perolehan tersebut lebih tinggi dari posisi kuartal III-2018 yang hanya Rp 14,79 triliun. Sedangkan pada semester I-2019, PTPP membukukan pendapatan Rp 10,72 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×