Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Sandy Baskoro
JAKARTA. Rencana PT Bukit Asam Tbk menambah kepemilikan tambang batubara kembali bergulir. Emiten berkode saham PTBA ini tengah mengkaji akuisisi satu tambang batubara.
"Tapi saya belum bisa sampaikan tambang yang sedang diincar, karena bisa mempengaruhi proses negosiasi," kata Joko Pramono, Sekretaris Perusahaan PTBA kepada KONTAN, Rabu (10/10).
Tekad PTBA menambah kepemilikan tambang sebenarnya sudah terungkap sejak awal tahun ini. Kala itu, Direktur Utama PTBA, Milawarma, menyatakan perseroan sedang mengincar akuisisi dua tambang batubara di Kalimantan.
Keinginan PTBA mengakuisisi tambang baru tak semata untuk menambah cadangan batubara. Maklum, cadangan batubara PTBA masih banyak yaitu 7,3 miliar ton. Sebanyak 6,3 miliar ton cadangan itu berlokasi di Muara Enim dan sisanya di Lahat, Sumatra Selatan.
PTBA lebih ingin mencari tambang yang mengandung batubara bernilai tinggi, yakni dengan kandungan di atas 5.500 kilo calorie per kilogram (kcal/kg).
Tapi rencana itu tak kunjung terlaksana. Milawarma pernah mengungkapkan, tertundanya akuisisi karena PTBA harus cermat mengkaji tambang yang menjadi target. Kajian itu tak hanya mencakup kualifikasi, tapi juga aspek legalnya.
PTBA sebenarnya memiliki pendanaan yang memadai untuk akuisisi. Per 30 Juni 2012, PTBA memiliki kas internal senilai Rp 4,26 triliun. Meski memiliki sumber keuangan cukup, manajemen masih bungkam terkait kualifikasi tambang maupun target penyelesaian akuisisi. "Kalau sudah terealisasi, kami segera informasikan ke publik," kilah Joko.
Selain serius mengkaji akuisisi, PTBA sedang mempersiapkan diri menggarap proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Indragiri Hulu, Riau. PTBA menggandeng PT PLN dan perusahaan asal Malaysia, Tenaga Nasional Berhad (TNB), untuk menggarap PLTU berkapasitas 2x600 megawatt (MW).
"Kami sedang review cadangan batubara, sementara Berhad me-review transmisinya," jelas Joko. Selanjutnya PTBA akan mendirikan tiga anak usaha guna menggarap proyek tersebut.
Ketiga anak usaha itu masing-masing akan menggarap pembangkit listrik, pertambangannya dan transmisi. "Kami akan mayoritas di anak usaha pertambangan, sebaliknya minoritas di transmisi," tutur Joko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News