kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,14   10,84   1.19%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PT Timah (TINS) Optimistis Harga Timah Masih Solid, Ini Pendorongnya


Rabu, 25 Mei 2022 / 17:08 WIB
PT Timah (TINS) Optimistis Harga Timah Masih Solid, Ini Pendorongnya
ILUSTRASI. Aktivitas pekerja?PT Timah Tbk. PT Timah (TINS) Optimistis Harga Timah Masih Solid, Ini Pendorongnya.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Timah Tbk (TINS) meyakini prospek komoditas timah masih akan solid ke depan. Sejumlah faktor diyakini masih membuat harga komoditas ini di atas angin.

Direktur Utama PT Timah, Achmad Ardianto, menyebut, tren harga komoditas timah selama tiga tahun terakhir bergerak cukup eksponensial. Level harga US$ 35.000 per ton merupakan angka psikologis, yang  diharapkan bisa dicapai.

Ardianto memprediksi, dengan adanya konflik geopolitik dan kondisi pasokan serta permintaan yang stabil, harga komoditas logam ini akan cukup solid. Selain itu, permintaan timah juga datang dari pengembangan kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).

“Dengan keyakinan itu, maka tentunya fundamental perusahaan akan terus kami perbaiki dan perkuat,” terang Ardianto di Jakarta, Rabu (25/5).

Baca Juga: Siap-siap, Timah (TINS) Bagi Dividen Tahu Buku 2022 Sebesar Rp 455 Miliar

Dengan pengembangan kendaraan listrik, bukan hanya permintaan timah yang meningkat.  Permintaan komoditas logam lain seperti nikel, tanah jarang, dan tembaga juga pasti akan meningkat.

Permintaan timah juga datang dari pertumbuhan penjualan gawai (gadget), terutama di saat gaya hidup bekerja dari rumah atau work from home (WFH) semakin berkembang. Hanya saja, pria yang akrab disapa Didi ini menilai, harga timah tidak hanya dipengaruhi oleh aspek fundamental.

“Hal lainnya bukan masalah geopolitik saja, tetapi ada juga masalah bisnis di hilir,” sambung dia.  

Asal tahu, harga timah yang solid memoles kinerja keuangan PT Timah sepanjang tiga bulan pertama 2022. Kinerja ini tumbuh di kala kinerja operasional TINS terkoreksi. Produksi bijih timah pada kuartal pertama 2022 tercatat sebesar 4.508 ton atau turun 11% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 5.037 ton.

Adapun produksi logam timah pada kuartal pertama 2022 juga menurun sebesar 8% menjadi 4.820 Mton. Sebagai perbandingan, realisasi produksi logam timah di periode kuartal pertama 2021 mencapai 5.220 Mton.

Baca Juga: Asing Net Buy Rp 15,6 Miliar, IHSG Melemah 0,2% ke 6.900 di Pagi Ini (25/5)

Penjualan logam timah milik TINS juga menurun. Tercatat, emiten pelat merah ini membukukan volume penjualan sebesar 5.703 Mton atau terkoreksi sebesar 4% dibandingkan periode yang sama tahun 2021 sebesar 5.912 Mton.

Hanya saja, harga jual rerata atau average selling price (ASP) logam timah pada tiga bulan pertama 2022 naik cukup tajam. TINS mencatatkan ASP sebesar US$ 43.946 per Mton atau melonjak 76% dibandingkan ASP pada periode yang sama tahun 2021 sebesar US$ 24.992 per Mton.

Hasilnya, emiten yang berbasis di Kepulauan Bangka Belitung ini berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp4.4 triliun atau naik 80% secara year-on-year (yoy). Laba bersih TINS pun meroket 5.713% menjadi Rp 601 miliar dibandingkan periode yang sama tahun 2021 yang hanya sebesar Rp 10 miliar.

Indikasi baiknya performa finansial TINS juga terlihat dari beberapa rasio seperti Quick Ratio sebesar 44%, Current Ratio sebesar 153%, Gross Profit Margin sebesar 25%, Net Profit Margin sebesar 14%, Debt to Asset Ratio sebesar 26%, dan Debt to Equity Ratio sebesar 53%.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Teknikal Saham ZINC, TINS dan BWPT untuk Perdagangan Rabu (25/5)

Posisi nilai aset  TINS pada kuartal pertama 2022 sebesar Rp 14,4 triliun atau turun 2% dibandingkan akhir tahun 2021 sebesar Rp 14,7 triliun.

Posisi liabilitas sebesar Rp 7,4 triliun atau turun 12% dibandingkan posisi akhir tahun sebesar Rp 8,4 triliun, sedangkan posisi ekuitas naik 11% menjadi Rp 7,0 triliun dibandingkan posisi akhir tahun sebesar Rp 6,3 triliun.

Ke depan, guna menjaga profitabilitas, emiten tambang milik negara ini akan terus bersikap prudent dalam mengelola kas dan melakukan cost leadership yang baik. Sebab, harga komoditas bukanlah sesuatu yang bisa dikontrol oleh perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×