kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

PT Protech Mitra Perkasa Tbk (OASA) akan masuk ke bisnis energi terbarukan tahun ini


Jumat, 12 April 2019 / 12:40 WIB
PT Protech Mitra Perkasa Tbk (OASA) akan masuk ke bisnis energi terbarukan tahun ini


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Melebarkan sayap bisnisnya, PT Protech Mitra Perkasa Tbk (OASA) tahun ini mencoba memasuki sektor energi terbarukan dengan membangun proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Ditemui dalam acara Rapat Umum Pemegang Saham OASA di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (12/4), Komisaris Utama PT Protech Mitra Perkasa Tbk Anton Santoso menyebutkan bisnis Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan menggunakan tenaga matahari (solar cell) cukup prospektif.

"Indonesia terletak di daerah khatulistiwa, curah matahari yang tinggi dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan. Kami berharap pemerintah dapat mendukung hal ini," tutur Anton kepada Kontan.co.id, Jumat (12/4).

Sebagai informasi, Peraturan menteri (Permen) ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) No 50/2019 tentang listrik surya atap, mengatur konsumen listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) bisa melakukan transfer energi listrik dari panel surya ke PLN kemudian disalurkan kembali ke rumah. Sehingga, penggunaan listrik dari PLN berkurang dan nantinya bisa mengurangi tagihan listrik.

"Kami akan memasang instalasi panel surya sendiri. Kami juga sudah memiliki pembeli potensial dan memiliki penawaran. Kami berharap tahun ini bisa berjalan dengan adanya Permen tersebut," tambah Anton.

Ia menyebut, pelaku bisnis masih terganjal dengan urusan perizinan dan administrasi birokratis, salah satunya adalah ketentuan PLN yang hanya membeli dengan harga 45%.

Namun demikian, Anton percaya walau bisnis ini masih tergolong baru di Indonesia, pihaknya sudah sangat siap. Menurutnya, pemasangan instalasi panel surya tidak memakan waktu lama seperti halnya proyek kelistrikan lain. Selain itu, ketidakpastian (uncertainty) dari proyek ini lebih kecil.

"Instalasi hanya memakan waktu sebulan, sebab sangat mudah," tambah Anton.

Lebih lanjut, OASA sudah menggandeng tiga perusahaan swasta yang bergerak di sektor kelistrikan untuk menjalankan proyek tenaga surya atap. Tiga perusahaan tersebut, mampu menghasilkan listrik sebesar 2 megawatt.

"Kami akan impor panel-panel surya dari China, kami pula yang akan pasang," imbuh Anton.

Anton melanjutkan, jika bisnis ini berjalan sukses, dapat berkontribusi pada pendapatan perusahaan sebesar 30%-50%.

Sementara itu, tahun ini perusahaan yang sudah berdiri sejak 2006 tersebut, menargetkan mendapatkan pendapatan Rp 50 miliar, dan laba bersih sebesar Rp 5 miliar.

"Tahun lalu, pendapatan kami banyak didapatkan dari sektor kelistrikan, seperti pembangunan gardu, dan lain-lain," jelas Anton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×