Reporter: Bernadette Christina Munthe | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
NUSA DUA. PT Perkebunan Sumatera Utara yang merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) menargetkan dalam waktu lima tahun ke depan bisa segera melantai di bursa. Direktur Utama PT Perkebunan Sumut Darwin Nasution menjelaskan, dalam penawaran perdana saham itu, mereka optimistis bisa menghimpun dana Rp 1 triliun.
Dana yang cukup besar ini menurut Darwin rencananya untuk ekspansi lahan menjadi 40.000 hektare (ha) dari kepemilikan lahan saat ini yang hanya seluas 20.000 ha. Dengan penghimpunan dana ini, Darwin memperkirakan Pemerintah Daerah Sumatera Utara yang saat ini memiliki 99% saham tinggal memiliki 30% saham.
"Usulan ini akan kami sampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham tahun depan," kata Darwin ketika ditemui KONTAN di sela-sela acara 7th Indonesian Palm Oil Conference and 2012 Price Outlook di Nusa Dua, Bali, Kamis (1/12).
Saat ini, BUMD yang bergerak di bidang perkebunan minyak kelapa sawit memiliki perkebunan seluas 14.000 ha dengan luas produksi 9.000 ha. Pada 2012, perusahaan juga menargetkan akan membuka lahan baru dengan luas 4.500 ha. Dana ekspansi yang dibutuhkan terkait hal itu diprediksi mencapai Rp 225 miliar.
Selain itu, dana juga akan digunakan untuk menaikkan kapasitas dua pabrik pengolahan minyak kelapa sawit mereka yang saat ini berukuran 20 ton per jam dan 30 ton per jam. Adapun dana yang dibutuhkan sebesar Rp 25 miliar hingga Rp 30 miliar.
"Yang 20 ton per jam mau kami naikkan menjadi 30 ton per jam dalam waktu dua tahun ke depan. Kalau yang 30 ton per jam mau kami naikkan menjadi 45 ton per jam dalam waktu empat tahun ke depan," kata Darwin.
Darwin mengatakan penambahan modal sangat diperlukan mengingat perusahaan terus meningkatkan kapasitas produksinya. Sebagai tahap awal perusahaan telah memperbaiki produktivitas sawit dengan memperbaiki pemupukan, baik jumlah pupuk yang digunakan maupun jenis pupuk yang digunakan.
Sementara itu, terkait kinerja perusahaan, tahun ini, direksi memperkirakan laba sebelum pajak akan naik 10% dari laba yang diraup pada 2010 menjadi Rp 400 miliar. Direksi menargetkan sebelum melantai ke bursa, laba sebelum pajak bisa menembus Rp 500 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News