Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengumumkan akan kembali menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Dia menyebut, keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan sejumlah faktor yakni ketersediaan tempat tidur rumah sakit yang hampir penuh dan tingkat kematian yang tinggi.
Dengan demikian, maka penerapan PSBB transisi DKI Jakarta dicabut dan PSBB kembali diterapkan pada Senin, 14 September mendatang. Lalu, bagaimana dampak penerapan PSBB terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)?
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, pada dasarnya pasar sudah mengantisipasi kemungkinan PSBB kembali diterapkan sejak beberapa hari terakhir. Hal ini bisa dilihat dalam seminggu IHSG sudah melemah 3,06% ke posisi 5.149,38.
"Sebetulnya sudah tercermin dari koreksi IHSG, kondisi PSBB akan kembali diterapkan seiring kasus baru yang terus meningkat," kata Wawan kepada Kontan.co.id, Rabu (9/9).
Baca Juga: Jakarta kembali terapkan PSBB, Core: Jaring pengaman sosial harus siap disalurkan
Oleh karena itu, Wawan bilang proyeksi perbaikan ekonomi di semester kedua tahun ini perlu direvisi lagi dan akan menimbulkan ketidakpastian. Otomatis, sambungnya, prospek IHSG juga bisa berada dalam tren pelemahan. Skenario terburuknya, IHSG bisa kembali tergelincir ke level di bawah 5.000.
Adapun sentimen yang dapat mengangkat pergerakan IHSG yakni, pertama, rilis laporan keuangan emiten pada kuartal III-2020 yang mulai rilis pada bulan depan. Wawan bilang, apabila proyeksi adanya perbaikan kinerja terealisasi, maka ini bisa menjadi katalis positif.
Dia melanjutkan, kedua, ada potensi bank sentral kembali memangkas suku bunga di kuartal terakhir tahun ini. Ketiga, berita perkembangan vaksin Covid-19 juga bisa menjadi penggerak IHSG. "Namun, dengan penerapan PSBB maka prediksi pendapatan selanjutnya akan turun lagi, ini memang market tengah mencari keseimbangan baru," imbuh Wawan.
Baca Juga: Merosot 1,81%, IHSG masih berpotensi koreksi pada Kamis (10/9)
Ke depannya, Wawan melihat pelaku pasar bakal cenderung wait and see. IHSG berpotensi rawan profit taking. "Sementara untuk investor yang sudah masuk tiga bulan yang lalu, bisa jadi profit taking lantaran tiga bulan yang lalu IHSG juga berada di bawah level 5.000," papar Wawan.
Dalam menyikapi koreksi ini, dia menyarankan pelaku pasar untuk mencermati serta masuk dalam jangka panjang saham-saham dari sektor barang konsumsi, perbankan dengan modal kuat atau bank BUKU IV, dan saham sektor telekomunikasi. Untuk pekan ini, dia bilang level support IHSG berada di level 5.000 dengan resistance berada di 5.200.
Baca Juga: Kurs rupiah berpotensi melemah lagi pada Kamis (10/9)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News