kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45905,04   1,71   0.19%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Proyeksi permintaan lebih rendah, harga minyak mentah bergerak tipis di pekan lalu


Minggu, 15 Agustus 2021 / 06:18 WIB
Proyeksi permintaan lebih rendah, harga minyak mentah bergerak tipis di pekan lalu
ILUSTRASI. Harga minyak mentah bergerak dalam rentang sempit di pekan lalu


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Walau ditutup koreksi di akhir pekan, harga minyak mentah bergerak tipis sepanjang pekan lalu. Kekhawatiran investor terkait lonjakan virus corona di seluruh dunia akan memperlambat permintaan minyak masih jadi sentimen utama. 

Jumat (13/8), harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Oktober 2021 ditutup melemah 1% menjadi US$ 70,59 per barel. 

Setali tiga uang, harga minyak mentah jenis West Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman September 2021 juga koreksi 1% menjadi US$ 68,44 per barel.

Untuk minggu yang berakhir pada 13 Agustus tersebut, Brent turun 0,1%, setelah ambles 6% di pekan sebelumnya. Itu menjadi minggu dengan kerugian terbesar dalam empat bulan terakhir. Sedangkan pekan lalu WTI menguat tipis 0,2% usai merosot hampir 7% dalam penurunan mingguan terbesar dalam sembilan bulan.

Sentimen bagi minyak di akhir pekan datang dari pernyataan International Energy Agency (IEA) tentang kenaikan permintaan minyak mentah terhenti pada bulan Juli. Selain itu, peningkatan permintaan diproyeksi lebih lambat selama sisa tahun ini karena melonjaknya infeksi dari varian Delta virus corona.

Baca Juga: Harga minyak mentah stabil, varian Delta memperlambat pemulihan permintaan global

Namun, minyak tetap didukung oleh peningkatan permintaan di konsumen utama dunia, seperti Amerika Serikat dan negara-negara lain dengan tingkat vaksinasi Covid-19 lebih tinggi.

"Meskipun laporan IEA cukup suram berdasarkan permintaan, dalam waktu dekat, cukup jelas bahwa ada defisit pasokan dan itu kemungkinan akan berlanjut karena kami melihat pembatasan perjalanan maskapai dicabut di AS," kata John Kilduff, Partner di Again Capital LLC di New York.

Bank-bank besar seperti Goldman Sachs dan JPM Commodities Research, yang sebelumnya terlihat yakni, kini menjadi kurang optimistis pada minyak mentah. Lagi-lagi, sentimen utama dari meningkatnya tingkat infeksi virus corona.

Goldman memangkas perkiraannya untuk defisit minyak global menjadi 1 juta barel per hari, dari sebelumnya 2,3 juta barel per hari dalam jangka pendek, mengutip perkiraan penurunan permintaan pada Agustus dan September.

Namun, Goldman tetap memperkirakan, pemulihan permintaan akan terus berlanjut seiring dengan meningkatnya tingkat vaksinasi.

“Aliran panduan ekonomi makro AS yang menguntungkan baru-baru ini juga menunjukkan peningkatan lebih lanjut dalam permintaan minyak setelah Varian Delta mereda,” kata Jim Ritterbusch, President Ritterbusch and Associates LLP di Galena, Illinois.

Sementara itu, JPM mengatakan, sekarang melihat "pemulihan permintaan global terhenti bulan ini" dengan permintaan tetap secara kasar sejalan dengan rata-rata 98 ​​juta barel per hari untuk konsumsi global pada bulan Juli.

Sebaliknya, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada hari Kamis mempertahankan perkiraannya untuk rebound permintaan minyak global tahun ini dan pertumbuhan lebih lanjut pada tahun 2022, terlepas dari meningkatnya kekhawatiran atas lonjakan Covid-19.

Baca Juga: Produksi melebihi konsumsi, Indonesia ekspor beras ke Arab Saudi

Perusahaan energi AS menambahkan rig minyak terbanyak dalam seminggu sejak bulan April. Berdasarkan data Baker Hughes, ini membuat jumlah total rig lebih dari dua kali lipat dari rekor terendah yang tercipta di tahun lalu. 

Rig minyak AS naik 10 menjadi 397 minggu ini, tertinggi sejak April 2020, dan naik dari 172 tahun lalu, yang merupakan terendah sejak 2005 sebelum ledakan serpih mendorong aktivitas.

Jumlah rig minyak dan gas gabungan, indikator awal produksi masa depan, naik sembilan menjadi 500 dalam seminggu hingga 13 Agustus, yang menempatkannya naik 105% dari rekor terendah 244 kali ini tahun lalu, menurut data Baker Hughes kembali ke tahun 1940.

Selanjutnya: Duo bos Djarum teratas, ini 10 orang terkaya Indonesia versi Forbes

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×