kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Harga minyak mentah stabil, varian Delta memperlambat pemulihan permintaan global


Jumat, 13 Agustus 2021 / 06:06 WIB
Harga minyak mentah stabil, varian Delta memperlambat pemulihan permintaan global
ILUSTRASI. Minyak mentah


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak stabil pada hari Kamis (12/8). Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan penyebaran varian Delta dari virus corona akan memperlambat pemulihan permintaan minyak global.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent turun 13 sen menjadi menetap di US$71,31 per barel. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 16 sen atau 0,23% menjadi US$69,09 per barel.

Pengawas energi internasional mengatakan dalam laporan bulanannya bahwa meningkatnya permintaan minyak berbalik arah pada Juli dan akan berjalan lebih lambat untuk sisa tahun ini setelah gelombang terbaru Covid-19 membuat negara-negara memberlakukan kembali pembatasan.

“Pertumbuhan untuk paruh kedua tahun 2021 telah diturunkan lebih tajam, karena pembatasan Covid-19 baru yang diberlakukan di beberapa negara konsumen minyak utama, khususnya di Asia, tampaknya akan mengurangi mobilitas dan penggunaan minyak,” kata IEA yang berbasis di Paris.

“Kami sekarang memperkirakan bahwa permintaan turun pada Juli karena penyebaran cepat varian Delta merusak pengiriman di China, Indonesia, dan bagian lain di Asia.”

Baca Juga: Harga minyak turun karena potensi permintaan yang melambat

IEA menempatkan penurunan permintaan bulan lalu pada 120.000 barel per hari (bph) dan memperkirakan pertumbuhan akan menjadi setengah juta barel per hari lebih rendah pada paruh kedua tahun ini dibandingkan dengan perkiraan bulan lalu, mencatat beberapa perubahan disebabkan oleh revisi data.

Itu terjadi sehari setelah Amerika Serikat (AS) mendesak Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, untuk meningkatkan produksi minyak guna mengatasi kenaikan harga bensin yang dilihatnya sebagai ancaman bagi pemulihan ekonomi global.

OPEC setuju pada bulan Juli untuk meningkatkan produksi setiap bulan sebesar 400.000 barel per hari dibandingkan bulan sebelumnya, mulai Agustus, hingga sisa pemotongan rekor 10 juta barel per hari, sekitar 10% dari permintaan dunia, yang dibuat pada tahun 2020 dihapuskan.

“Administrasi Biden mengatakan bahwa peningkatan produksi yang baru-baru ini disepakati tidak akan sepenuhnya mengimbangi pengurangan produksi sebelumnya yang diberlakukan selama pandemi,” kata ANZ dalam sebuah catatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×