kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.088.000   -7.000   -0,33%
  • USD/IDR 16.411   -65,00   -0,39%
  • IDX 7.829   80,76   1,04%
  • KOMPAS100 1.096   11,30   1,04%
  • LQ45 800   5,18   0,65%
  • ISSI 267   3,17   1,20%
  • IDX30 415   2,88   0,70%
  • IDXHIDIV20 482   3,06   0,64%
  • IDX80 121   0,83   0,69%
  • IDXV30 133   1,16   0,88%
  • IDXQ30 134   0,84   0,63%

Proyeksi Kinerja SSIA Turun di Tahun Ini, Begini Rekomendasi Analis


Jumat, 12 September 2025 / 10:46 WIB
Proyeksi Kinerja SSIA Turun di Tahun Ini, Begini Rekomendasi Analis
ILUSTRASI. PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) melalui anak usahanya PT Suryacipta Swadaya telah meluncurkan kawasan Subang Smartpolitan


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kinerja PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) diproyeksikan masih ada harapan perbaikan, meskipun masih lesu hingga akhir tahun 2025.

Erlin Budiman, VP of Investor Relations & Corporate Communications SSIA mengatakan, perseroan memprediksikan pendapatan konsolidasi akan turun sekitar 4% secara tahunan ke Rp 6 triliun. SSIA mengantongi pendapatan Rp 6,25 triliun sepanjang tahun 2024.

Sementara, laba bersih juga diproyeksikan turun sekitar 14% year on year (YoY) menjadi Rp 200 miliar. Laba bersih perseroan tercatat Rp 234 miliar di akhir tahun 2024.

Baca Juga: Surya Semesta Internusa (SSIA) Catatkan Rugi Rp 32,34 Miliar pada Semester I 2025

“Penurunan net profit disebabkan sebagian backlogs dari penjualan lahan Sabang Smartpolitan baru akan diakui di awal tahun 2026. Jadi, ada pergeseran dari raihan pendapatan,” ujarnya dalam acara Public Expose Live secara virtual, Senin (8/9).

Retail Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Indri Liftiany Travelin Yunus mengatakan, kinerja SSIA pada kuartal II 2025 membukukan rugi sebesar Rp 32,2 miliar yang terbebani oleh penurunan kinerja segmen perhotelan lantaran aktivitas renovasi.

Meskipun begitu, SSIA diperkirakan mampu untuk memulihkan kinerja perusahaannya di sisa akhir tahun 2025 ini. Hal itu tercermin dari adanya aksi tambahan pembelian lahan di Subang Metropolitan oleh perusahaan mobil listrik asal China, BYD.

“Ini tentu akan menjadi katalis positif bagi keuangan SSIA,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (9/9).

Baca Juga: Surya Semesta Internusa (SSIA) Bagi Dividen Rp 70,57 Miliar, Cek Jadwal Lengkapnya!

Melansir RTI, saham SSIA turun 18,18% dalam sebulan terakhir, tetapi masih tercatat naik 47,21% sejak awal tahun alias year to date (YTD).

Kenaikan harga saham SSIA yang cukup signifikan didorong oleh aksi borong saham yang dilakukan oleh dua konglomerat Indonesia, yakni Grup Djarum dengan Grup Barito.

 

“Hal tersebut terjadi setelah isu penambahan pembelian lahan oleh BYD diberitakan,” ungkapnya.

Secara teknikal, indikator fibonacci retracement SSIA saat ini tengah berada dalam golden areanya dalam rentang area 0,382 hingga 0,5 alias rentang level Rp 1.935 – Rp 2.230 per saham.

Sementara, stochastic oscillator sudah berada dalam area oversold, namun belum menunjukkan adanya potensi pembalikan arah dalam waktu dekat.

Baca Juga: Surya Semesta Internusa (SSIA) Bagi Dividen Rp 70,57 Miliar, Cek Jadwal Lengkapnya!

“Kondisi saat ini dapat dimanfaatkan untuk mengoleksi SSIA secara bertahap dengan mulai masuk dalam porsi kecil,” katanya.

Indry pun merekomendasikan buy on pullback untuk SSIA di entry level Rp 2.000 – Rp 2.040 per saham dengan target harga di Rp 2.230 per saham. Investor bisa cutloss jika sahamnya menyentuh level Rp 1.935 per saham.

Selanjutnya: Michael Kors Bawa Inspirasi Busana Tropis Indonesia ke Panggung New York Fashion Week

Menarik Dibaca: Review Pasar Keuangan di Kuartal III 2025 yang Masih Suram

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×