kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Proyeksi inflasi AS yang lebih kuat berpotensi melemahkan rupiah


Senin, 01 November 2021 / 18:52 WIB
Proyeksi inflasi AS yang lebih kuat berpotensi melemahkan rupiah
ILUSTRASI. Senin (1/11), rupiah melemah 0,76% ke Rp 14.275 per dolar AS.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku pasar mengabaikan data inflasi Indonesia yang positif. Alhasil, rupiah tetap ditutup melemah. 

Mengutip Bloomberg, Senin (1/11), rupiah melemah 0,76% ke Rp 14.275 per dolar Amerika Serikat (AS). Kurs rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) juga melemah 0,45% ke Rp 14.235 per dolar AS.

Komisaris Utama PT HFX Internasional Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, rupiah tetap melemah meski Indonesia mengalami inflasi pada Oktober 2021. "Pasangan rupiah baru-baru ini mengabaikan angka Indonesia yang mengaut di tengah kekhawatiran tentang China dan pertumbuhan ekonomi di dalam negeri," kata Sutopo. 

Baca Juga: Rupiah tetap melemah terseret penurunan harga komoditas di tengah inflasi Oktober

Data ekonomi Indonesia yang positif adalah inflasi utama Indonesia sesuai dengan perkiraan, yaitu inflasi Oktober 2021 sebesar 0,93% ytd. Sementara, jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu inflasi sebesar 1,66% yoy. Sutopo mencatat angka tersebut menunjukkan kenaikan 0,11% dari konsensus pasar. 

Selanjutnya, inflasi inti naik melewati 1,3%, pembacaan sebelumnya menjadi 1,33% selama Oktober. Selain itu, PMI Markit IHS Indonesia untuk Oktober juga naik melewati 52,2 pada September menjadi 52,7. 

Baca Juga: IHSG melemah 0,58% di perdagangan perdana bulan November

Perlu dicatat bahwa BI baru-baru ini melonggarkan aturan kartu kredit. Selama pertemuan kebijakan moneter terbaru pada Oktober, BI mencocokkan ekspektasi pasar yang luas tentang kelambanan tindakan sambil menyarankan langkah kenaikan suku bunga pada tahun 2022.

Namun, mengingat inflasi AS yang lebih kuat dan adanya ekspektasi tapering off AS, Sutopo memproyeksikan rupiah akan melemah di perdagangan Selasa (2/11). "USD/IDR berpotensi tetap menguat tetapi suasana hati-hati jelang putusan The Fed di Rabu mendatang dapat mendorong kenaikan pasangan mata uang ini," kata Sutopo. 

Sutopo memperkirakan kurs rupiah akan bergerak di Rp 14.235 per dolar AS-Rp 14.295 per dolar AS pada Selasa (2/11). 

Baca Juga: Loyo, rupiah spot melemah 0,75% ke Rp 14.275 per dolar AS di perdagangan Senin (1/11)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×