kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Proyeksi Goldman Sachs buat harga minyak mentah mendidih


Jumat, 18 September 2020 / 14:56 WIB
Proyeksi Goldman Sachs buat harga minyak mentah mendidih
ILUSTRASI. Harga minyak mentah menguat


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak menguat untuk hari keempat berturut-turut pada akhir pekan ini setelah Goldman Sachs memperkirakan pasar akan mengalami defisit. Sokongan bagi harga emas hitam ini bertambah setelah badai baru mulai terbentuk di Teluk Meksiko yang menempatkan minyak mentah di jalur untuk kenaikan mingguan sekitar 10%.

Mengutip Reuters, Jumat (18/9) pukul 14.30 WIB, harga minyak mentah jenis Brent kontrak pengiriman November 2020 naik 36 sen atau 0,8% ke US$ 43,57 per barel. 

Serupa, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Oktober 2020 menguat 33 sen atau 0,6% menjadi US$ 41,30 per barel.

Kedua kontrak acuan ini sudah meningkat tajam minggu ini setelah Badai Sally memangkas produksi AS dan OPEC serta sekutunya menetapkan langkah-langkah untuk mengatasi kelemahan pasar.

Baca Juga: Bursa Asia bergerak mixed cenderung turun jelang akhir pekan

Selain itu, laporan terbaru Goldman Sachs mengatakan bahwa penyimpanan baru-baru ini di kapal tanker minyak mentah untuk pengiriman di masa depan "didorong oleh dinamika alokasi persediaan sementara" daripada kenaikan stok global yang menunjukkan pasar kelebihan pasokan.

"Kami memperkirakan bahwa pasar minyak tetap defisit dengan posisi spekulatif sekarang pada level yang terlalu rendah," kata analis Goldman Sachs.

Goldman memperkirakan, pasar akan mengalami defisit 3 juta barel per hari (bph) pada kuartal keempat dan menegaskan kembali targetnya untuk harga Brent di level US$ 49 pada akhir tahun dan US$ 65 pada kuartal ketiga tahun depan.

Sementara itu, badai tropis kembali terbentuk di bagian barat Teluk Meksiko dan bisa menjadi badai dalam beberapa hari ke depan. Hal tersebut berpotensi mengancam lebih banyak fasilitas minyak di Negeri Paman Sam. 

Menteri Energi Arab Saudi juga melepaskan tembakan ke para pedagang yang memperingatkan mereka untuk tidak bertaruh melawan pasar minyak dan berjanji mereka yang bertaruh pada harga minyak akan terluka "seperti neraka."

Pangeran Abdulaziz bin Salman, menteri paling berpengaruh di OPEC, membuat komentar tersebut setelah pertemuan virtual panel kunci OPEC dan sekutunya, yang dipimpin oleh Rusia.

Baca Juga: Harga emas spot masih kuat nanjak di US$ 1.953,93 per ons troi

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen lain, yang membentuk apa yang disebut kelompok OPEC+, masih mempertahankan pemangkasan produksi 7,7 juta barel per hari untuk mendukung harga.

OPEC + mengatakan pada hari Kamis bahwa kelompok tersebut akan mengambil tindakan terhadap anggota yang tidak mematuhi pemotongan produksi yang dalam untuk mendukung pasar menyusul penurunan permintaan bahan bakar yang disebabkan oleh virus corona.

Di Teluk Meksiko, pengebor dan eksportir lepas pantai AS memulai pembersihan pada hari Kamis setelah Badai Sally melemah menjadi depresi dan mulai me-reboot rig yang menganggur setelah penutupan selama lima hari.

Selanjutnya: Harga minyak konsolidasi di atas US$ 40 setelah menguat empat hari berturut-turut

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×