kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Proyek WIKA di Mekah terkendala budaya


Sabtu, 27 Juli 2013 / 12:12 WIB
Proyek WIKA di Mekah terkendala budaya
ILUSTRASI. Promo khusus untuk para pelajar & mahasiswa dari Waroeng Steak! (Dok/Waroeng Steak)


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Rencana proyek konstruksi PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) di Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi kini tak kunjung bisa tergarap. Padahal, proyek sudah diproses oleh perseroan sejak tahun lalu.

Mengenai hal ini, Natal Argawan, Sekretaris Perusahaan WIKA mengatakan, proyek di Arab Saudi itu terkendala dengan perbedaan budaya antara Arab Saudi dengan Indonesia.

"Banyak kendala, terutama kendala struktur budaya, mereka selalu menerima persepsi yang berbeda dengan kita, jadi itu yang membuat proses budaya kian sulit meloloskan proyek itu," kata Natal, Jumat (26/7).

Ia menggambarkan, ketidakpercayaan antara bangsa Arab dengan Indonesia merupakan salah satunya. Arab dikenal memiliki kecurigaan berlebih dengan bangsa asing. Belum lagi sikap mereka yang agak arogan.

"Mereka cenderung superior, kalau kita ajak kerja sama mereka selalu minta lebih, bahkan grup Bin Laden sempat meminta untuk membeli saham WIKA," kata Natal.

Natal juga mengatakan, proyek di Arab lebih sulit dibanding proyek lainnya di Asia Tenggara seperti di Myanmar, Libya ataupun dengan negara lainnya. Sebab, negara lainnya itu lebih terbuka terhadap bangsa Indonesia.

"Di Libya, Myanmar masih terbuka karena mereka baik dengan kita beda dengan Arab Saudi," katanya. Meskipun sulit, Ia mengaku perseroan tetap akan menindaklanjuti proyek pembangunan hotel senilai US$ 200 juta tersebut.

"Delegasi kita dipimpin Pak Des (Direktur Operasional WIKA, Destiawan) hari ini berangkat ke Saudi Arabia. Nah masih ditindaklanjuti dia, namun belum pasti berhasil," ujar Natal.

Sebagai informasi, proyek yang dimaksud adalah proyek pembangunan hotel yang nantinya terdiri dari tujuh tower, masing-masing tower terdiri dari 1.000 kamar. Dengan demikian bakal berdiri hotel berkapasitas 7.000 kamar di lokasi pembangunan.

Dengan kondisi ini, Natal mengatakan, saat ini pihaknya belum bisa mempublikasikan siapa rekanan lokal yang akan menjadi partner perseroan dalam menggarap proyek. “Belum sampai sejauh itu, jadi kalau dibilang fixed, belum, belum ada kontrak, saat ini masih proses negosiasi dulu jadi kita tak mau bicara dahulu," jelasnya. (Arif Wicaksono/Tribunnews)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×