kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Proyek PLTU mulut tambang milik Bukit Asam (PTBA) mencapai 90%


Rabu, 01 September 2021 / 16:46 WIB
Proyek PLTU mulut tambang milik Bukit Asam (PTBA) mencapai 90%
ILUSTRASI. Bukit Asam (PTBA) menargetkan pembangkit listrik ini bisa beroperasi penuh secara komersial pada kuartal pertama 2022.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) terus memacu proyek diversifikasi bisnis miliknya. Salah satunya adalah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) mulut tambang Sumsel-8 berkapasitas 2x620 megawatt (MW).

Direktur Utama Bukit Asam, Suryo Eko Hadianto mengatakan, kemajuan proyek dengan nilai mencapai US$ 1,68 miliar tersebut sudah mencapai 90% per Agustus 2021. “Pembangkit listrik ini diharapkan bisa beroperasi penuh secara komersial pada kuartal pertama 2022,” terang Suryo saat paparan publik secara virtual, Rabu (1/9).

Suryo melanjutkan, PLTU mulut tambang terbesar se-Asia Tenggara ini sudah menggunakan teknologi ramah lingkungan yang menghasilkan emisi karbon yang kecil. Sehingga, sejauh ini PTBA tidak memiliki rencana untuk melengkapi PLTU Sumsel-8 dengan fasilitas carbon capture. “Karena teknologi pembakaran batubara sudah menggunakan teknologi super kritikal, sehingga emisinya sangat minim,” sambung Suryo.

Baca Juga: Kinerja moncer, laba bersih Bukit Asam (PTBA) melonjak 38% di semester I-2021

Terkait dengan rencana perusahaan listrik Negara (PLN) untuk memensiunkan PLTU pada 2060, Suryo menilai hal tersebut tidak berdampak pada rencana jangka panjang PTBA. Sebab, implementasi rencana ini masih cukup lama, sekitar 40 tahun lagi.

Selain PLTU mulut tambang, PTBA juga terus menggenjot diversifikasi lain, salah satunya proyek gasifikasi. Proyek strategis nasional (PSN) ini akan dilakukan di Tanjung Enim, Sumatra Selatan selama 20 tahun.

 

Dengan utilisasi 6 juta ton batubara per tahun, proyek ini dapat menghasilkan 1,4 juta dimitil ether (DME) per tahun untuk mengurangi impor liquid petroleum gas (LPG) lebih dari 1 juta ton per tahun. Hal ini dapat memperbaiki neraca perdagangan. “Kerja sama ini menjadi portofolio baru bagi PTBA, yang tidak lagi sekadar menjual batubara, tetapi juga mulai masuk ke produk-produk hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah,” pungkas dia.

Emiten pelat merah ini juga berencana menggarap proyek pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di lahan pasca tambang milik PTBA yang berada di Ombilin (Sumatra Barat), Tanjung Enim (Sumatra Selatan), dan Bantuas (Kalimantan Timur). Masing-masing lahan akan terpasang PLTS dengan kapasitas mencapai 200 megawatt (MW).

Suryo menyebut, saat ini PLTS sedang dalam tahap pembahasan dengan PLN untuk bisa menjadi independent power producer (IPP) dan ditargetkan masuk pada 2022.  

Baca Juga: Bukit Asam (PTBA) mengincar porsi ekspor 47% dari penjualan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×