kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Proyek pemerintah menyokong WSKT


Jumat, 28 Juli 2017 / 08:10 WIB
Proyek pemerintah menyokong WSKT


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Kinerja PT Waskita Karya Tbk (WSKT) sepanjang semester I-2017 mengkilap. Perusahaan kontruksi ini berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp 15,55 triliun, atau naik 92,33% dibanding pendapatan di semester I-2016.

Melesatnya pendapatan WSKT ini membuat laba bersih perusahaan pelat merah ini terbang 118,5% jadi Rp 1,28 triliun di akhir Juni 2017 lalu. Kinerja ciamik di paruh pertama 2017 ini membuat pekerjaan rumah WSKT di semester II-2017 lebih mudah.

Analis Samuel Sekuritas Indonesia Akhmad Nurcahyadi mengatakan, target pendapatan WSKT kini lebih mudah tercapai. Proyeksi Akhmad, pendapatan WSKT tahun ini bisa mencapai Rp 36,147 triliun dengan laba bersih di kisaran Rp 1,94 triliun. Artinya perusahaan pelat merah ini tinggal menggejar 56,09% untuk mencapai target pendapatan dan 30,1% untuk laba.

Walau berhasil mencetak kinerja fantastis, namun Analis Mirae Asset Sekuritas Franky Rivan masih melihat arus kas perusahaan tetap negatif. Menurutnya, walaupun arus kas semester I-2017 yang diperoleh dari pelanggan meningkat mencapai 224% dan arus kas ke pemasok menurun 36% dibanding tahun tahun lalu, tetapi arus kas operasi perusahaan masih tetap besar. "Kalau masih merah, artinya pemerintah bayarnya lambat, jadi susah pengakuan pendapatannya," papar dia, Kamis (27/7).

Memang, selama ini kontrak WSKT mayoritas datang dari pemerintah. Nah, jika proses pencairan dana pemerintah lebih cepat, maka arus kas yang masuk ke perusahaan juga lebih kencang dan membuat pendapatan WSKT melesat lebih tinggi.

Lambatnya pencairan dana dari pemerintah sempat menghambat pengerjaan beberapa proyek. Pada Juni lalu, WSKT sempat mencairkan dana talangan sebesar Rp 60,81 miliar untuk pembebasan lahan ruas jalan tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung. Sebelumnya, pada 27 Februari 2017, perusahaan ini juga telah mencairkan dana talangan untuk proyek serupa.

Target kontrak baru

Selain kinerja arus kas yang masih melempem, pencapaian kontrak baru perusahaan pun tak setinggi kinerjanya. Dalam enam bulan pertama di 2017, kontrak baru yang diperoleh WSKT baru sebesar Rp 32,5 triliun. Angka ini anjlok 23,7% ketimbang perolehan di semester I-2016.

Namun, Franky masih optimistis target kontrak baru WSKT dapat tercapai di tahun ini. Hitungannya, perusahaan BUMN ini bisa mencetak kontrak baru mencapai Rp 60 triliun di akhir 2017. Mengingat, pemerintah biasanya melakukan tender proyek pada kuartal terakhir.

Keyakinan serupa juga disampaikan Fahressi Fahalmesta, Analis Kresna Sekuritas. Ia optimistis WSKT bisa mengantongi kontrak baru hingga senilai Rp 70 triliun.

Penyokong kontrak baru tersebut adalah dua proyek jalan tol yang bakal digarap perseroan ini. Yakni, proyek ruas jalan tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung dan ruas jalan tol Jakarta-Cikampek, senilai Rp 18,74 triliun.

Menurut Fahressi, kini WSKT tinggal fokus merealisasikan kontrak yang sudah dikantonginya. Dibandingkan perusahaan konstruksi pelat merah lainnya, perusahaan ini memang memiliki tingkat order book paling tinggi. "Jangan sampai order book-nya banyak yang mangkrak," timpal dia. Ia pun masih optimistis kinerja WSKT di paruh kedua tahun ini tak kalah cemerlang dibanding semester I lalu.

Selain itu, rencana divestasi saham anak usahanya, yakni PT Waskita Toll Road, bakal berjalan di semester dua. Sebelumnya, manajemen WSKT bilang sudah ada 14 perusahaan yang berminat pada saham Waskita Toll Road.

Jika divestasi saham berhasil dilakukan, WSKT akan mendapatkan tambahan modal untuk menyelesaikan beberapa proyeknya. Namun jika hal tersebut gagal, maka dapat memperburuk kas WSKT, lantaran utang perusahaan membengkak. "Ini akan bermasalah karena sejumlah proyek yang digarap Waskita harus dibiayai lebih dulu," timpal Fahressi.

Tapi, Fahressi masih merekomendasikan buy saham WSKT di harga Rp 3.400 per saham. Franky juga merekomendasikan beli di harga Rp 3.300 per saham dan Akhmad merekomendasikan buy di harga Rp 3.250 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×