Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dupla Kartini
Namun, Franky masih optimistis target kontrak baru WSKT dapat tercapai di tahun ini. Hitungannya, perusahaan BUMN ini bisa mencetak kontrak baru mencapai Rp 60 triliun di akhir 2017. Mengingat, pemerintah biasanya melakukan tender proyek pada kuartal terakhir.
Keyakinan serupa juga disampaikan Fahressi Fahalmesta, Analis Kresna Sekuritas. Ia optimistis WSKT bisa mengantongi kontrak baru hingga senilai Rp 70 triliun.
Penyokong kontrak baru tersebut adalah dua proyek jalan tol yang bakal digarap perseroan ini. Yakni, proyek ruas jalan tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung dan ruas jalan tol Jakarta-Cikampek, senilai Rp 18,74 triliun.
Menurut Fahressi, kini WSKT tinggal fokus merealisasikan kontrak yang sudah dikantonginya. Dibandingkan perusahaan konstruksi pelat merah lainnya, perusahaan ini memang memiliki tingkat order book paling tinggi. "Jangan sampai order book-nya banyak yang mangkrak," timpal dia. Ia pun masih optimistis kinerja WSKT di paruh kedua tahun ini tak kalah cemerlang dibanding semester I lalu.
Selain itu, rencana divestasi saham anak usahanya, yakni PT Waskita Toll Road, bakal berjalan di semester dua. Sebelumnya, manajemen WSKT bilang sudah ada 14 perusahaan yang berminat pada saham Waskita Toll Road.
Jika divestasi saham berhasil dilakukan, WSKT akan mendapatkan tambahan modal untuk menyelesaikan beberapa proyeknya. Namun jika hal tersebut gagal, maka dapat memperburuk kas WSKT, lantaran utang perusahaan membengkak. "Ini akan bermasalah karena sejumlah proyek yang digarap Waskita harus dibiayai lebih dulu," timpal Fahressi.
Tapi, Fahressi masih merekomendasikan buy saham WSKT di harga Rp 3.400 per saham. Franky juga merekomendasikan beli di harga Rp 3.300 per saham dan Akhmad merekomendasikan buy di harga Rp 3.250 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News