Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) diperkirakan masih akan menorehkan pertumbuhan kinerja hingga akhir tahun dan tahun depan. Kontrak baru yang terus mengalir akan menjadi pendorong kinerja emiten ini.
Sepanjang Januari-Juli 2018, anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) ini telah membukukan kontrak baru Rp 3,66 triliun. Pencapaian itu setara 48,8% dari target kontrak anyar pada tahun ini yang mencapai Rp 7,5 triliun.
WTON berpotensi menambah kontrak penjualan betonnya demi meningkatkan pendapatan. Misal, dari proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. “Untuk proyek kereta cepat itu sendiri nanti akan sinergi dengan WIKA. Dengan memasok beton untuk proyek ini, tentu akan sangat berdampak positif pada kinerjanya,” ujar Maxi Liesyaputra, analis BNI Sekuritas.
Sebagai pemain lama di bidang infrastruktur, Maxi melihat, kinerja WTON sudah teruji. Hanya saja, WTON harus mempersiapkan diri jika realisasi pembangunan infrastruktur tertunda yang disebabkan perekonomian Indonesia bergejolak.
“Kalau pasokan beton tertunda, maka pendapatan bisa berkurang. Tetapi kalau dilihat sektor konstruksi sampai akhir tahun masih bergerak maju. Dan prospek bisnis WTON masih bagus,” kata Maxi kepada KONTAN, Kamis (29/11).
Analis Panin Sekuritas, Nico Laurens menuturkan, perkembangan proyek kereta cepat masih di bawah target. Pada tahun 2018, WTON mendapat nilai kontrak Rp 803 miliar dari proyek kereta cepat. Dan WTON juga menargetkan mendapatkan kontrak kereta cepat dengan nilai sebesar Rp 700 miliar pada tahun 2019, sehingga total kontrak kereta cepat sebesar Rp 1,5 triliun.
“Ini masih di bawah estimasi awal sebesar Rp 2 triliun sampai Rp 3 triliun. Progress kereta cepat pun masih berjalan di bawah estimasi, karena baru mencapai 3,7%,” ujar Nico dalam risetnya 28 November 2018.
Nico menilai bahwa proyek kereta cepat WTON terlihat lamban karena beberapa faktor. Pertama, masalah pembebasan lahan. Kedua, kontur lahan yang sulit untuk pembangunan rel. Serta, isu administrasi dengan China Development Bank (CDB). Dus, Nico melihat bahwa pengoperasian kereta cepat pun mundur pada tahun 2021 dari yang sebelumnya tahun 2020.
“Namun kami melihat dampak yang moderat atas turunnya nilai kontrak kereta cepat,” imbuhnya.
Sampai tahun depan, Nico melihat, performa keuangan WTON masih tetap prima. Hingga kuartal III 2018, nilai kontrak baru WTON sebesar Rp 5,4 triliun, naik 28,2% year on year (YoY).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News