kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Prospektif, Mirae Asset Sekuritas rekomendasikan saham-saham sektor batubara ini


Rabu, 25 Agustus 2021 / 08:15 WIB
Prospektif, Mirae Asset Sekuritas rekomendasikan saham-saham sektor batubara ini


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini menjadi tahun yang gemilang bagi komoditas batubara. Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Juan Harahap mengatakan, per 11 Agustus 2021, harga rata-rata batubara telah melonjak 79,4% secara year-on-year (YoY) menjadi US$ 107,3 per ton.

Kenaikan harga komoditas energi ini terutama didorong oleh permintaan yang solid di China seiring pemulihan industri di tengah masalah keamanan tambang di Negara tersebut. Penguatan ini juga terjadi di tengah curah hujan yang tinggi di Indonesia.

Harga yang solid pun diproyeksi akan berlanjut di semester ini. Salah satu pendorongnya adalah permintaan batubara termal China yang masih akan meningkat, didukung oleh konsumsi listrik yang lebih tinggi. Tingginya konsumsi seiring cuaca dingin dan kering yang terjadi di semester II-2021.

Juan mencatat bahwa output listrik China dari pembangkit listrik termal rata-rata berkontribusi 70,6% dari total output listrik dalam lima tahun terakhir. Di sisi lain, India sebagai salah satu konsumen terbesar berpotensi perlu mengimpor lebih banyak batubara termal untuk jangka panjang.

Baca Juga: Berkinerja apik pada semester I, berikut rekomendasi saham Barito Pacific (BRPT)

Juan menilai, naiknya impor batubara India karena produksi di India diperkirakan tidak akan naik (berkembang) seiring dengan isu lingkungan. Hal ini membuat investor tidak tertarik untuk menawar tambang batubara di India. Di sisi lain, menurut Bloomberg, permintaan batubara dari Negara dengan penduduk terbesar kedua tersebut berpotensi naik 6% YoY di tahun ini akibat adanya pemulihan ekonomi.

Di sisi lain, pengembangan energi terbarukan dapat menjadi sentimen pemberat dalam jangka panjang. Tetapi, dalam jangka menengah permintaan batubara masih akan solid. Tren berkembangnya energi terbarukan sejalan dengan implementasi Perjanjian Paris.

China memang memiliki misi ambisius untuk memotong emisi karbonnya. Namun, negeri Panda tersebut tidak akan meninggalkan batubara dalam waktu dekat seiring tuntutan untuk memenuhi kebutuhan energi yang besar.

Sementara dari dalam negeri, terdapat potensi meningkatnya pasokan, tetapi hal ini masih dapat diatasi. Pada April 2021, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengumumkan bahwa Indonesia menaikkan target produksi batubara dari sebelumnya 550 juta ton menjadi 625 juta ton. Semua output tambahan akan dialokasikan untuk ekspor.

Baca Juga: Berkinerja apik pada semester I, ini rekomendasi saham Lonsum (LSIP)

Hemat Juan, tingkat produksi akan terus berlanjut di semester ini karena banyak produsen batubara telah menyerahkan rencana penambangan baru mereka kepada pemerintah. Tambah lagi, produksi batubara Indonesia selalu melebihi target produksinya. Gap terbesar terjadi pada tahun 2019, yaitu mencapai 116% dari target produksi yang dipasang.

Dengan menimbang faktor tersebut, Mirae Asset Sekuritas menginisiasi rating overweight pada sektor batubara. Meskipun terdapat potensi penurunan permintaan batubara dalam jangka panjang karena berkembangnya energi terbarukan, pasar batubara Indonesia masih cukup potensial terutama terkait permintaan dari India dan China.

 


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×