kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prospek tahun ini baik, berikut rekomendasi untuk saham sektor telekomunikasi


Minggu, 07 April 2019 / 20:00 WIB
Prospek tahun ini baik, berikut rekomendasi untuk saham sektor telekomunikasi


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah menanggung tekanan kinerja dari kebijakan registrasi SIM Card di tahun lalu, sejumlah analis memproyeksikan kinerja sektor telekomunikasi di tahun ini akan membaik.

Bahkan, sinyal positif dari kinerja sektor halo-halo ini sudah terlihat dengan melonjaknya harga saham emiten operator komunikasi ini.

Sejak awal tahun hingga Jumat (5/4) harga saham PT Indosat Tbk (ISAT, anggota indeks Kompas100 ini) melonjak 55,49%. Kompak, PT Xl Axiata Tbk (EXCL, anggota indeks Kompas100 ini) dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM, anggota indeks Kompas100 ini) juga harga sahamnya naik 32,83% dan 8% di periode yang sama.

Gani Analis Ciptadana Sekuritas Asia mengatakan pelaku pasar mulai kembali melirik saham halo-halo karena tekanan dari kebijakan registrasi kartu perdana prabayar yang berlaku sejak akhir 2017 silam mulai mereda. Perang tarif antar operator pun Gani proyeksikan juga akan berangsur mereda.

Mengulas sedikit, sejak kebijakan registrasi SIM Card di terapkan emiten operator berlomba mendapatkan pelanggan dengan cara menurunkan tarif dan memberi banyak bonus pada paket nomor baru. Namun, Gani memproyeksikan kondisi tersebut tidak akan terulang di tahun ini.

"Sektor telekomunikasi di tahun ini akan recovery karena tarif data tidak mengalami penurunan jadi harusnya pendataan emiten operator bisa tumbuh," kata Gani, Jumat (5/4).

Senada, Analis Danareksa Sekuritas Niko Margaronis mengatakan nasib kinerja sektor telekomunikasi di tahun ini akan lebih positif dibanding tahun lalu.

"Tahun ini akan lebih positif karena tren kenaikan tarif di beberapa paket data meski belum naik signifikan paling tidak, tidak akan turun seperti di tahun lalu," kata Niko, Jumat (5/4).

Tercatat, awal tahun, ISAT menaikkan harga Paket Yellow sebesar 25% menjadi Rp 2.500 per GB. Sementara, TLKM telah menaikkan tarif pada Oktober 2018 ketika paket kuota besar yang lebih dari 10 GB naik 2%-10%.

Selain margin yang bisa tumbuh karena kenaikan tarif, Gani menyampaikan rencana pemerintah untuk mendorong perusahaan telekomunikasi agar berkonsolidasi memberi sentimen positif pada sektor ini.

"Rencana merger diharapkan juga bisa menghapus masalah tarif data untuk mencegah predatory pricing di antara perusahaan operator ini," kata Gani.

Senada, Arandi Ariantara Analis Samuel Sekuritas Indonesia dalam riset 22 Februari 2019 mengatakan konsolidasi sektor telekomunikasi akan membawa berkah karena bisa mengurangi risiko perang tarif data yang mengancam keberlanjutan perusahaan telekomunikasi serta menghambat ekspansi ke teknologi 5G. Meski, hingga kini pelaku pasar masih menunggu mengenai kejelasan draft kebijakan tersebut.

Etta Rusdiana Putra, Analis Kresna Securities menambahkan dalam risetnya 28 Desember 2018, di tahun ini bisnis SMS dan voice call akan berlanjut menurun. Namun, penurunan tersebut akan disokong dari pertumbuhan pendapatan dari permintaan data yang lebih tinggi yang disumbang oleh konten video.

Etta menjagokan TLKM di sektor telekomunikasi dengan target harga Rp 4.270 per saham. Etta memproyeksikan hingga akhir tahun pendapatan TLKM bisa tumbuh 4,2% ke Rp 136 triliun dan laba bersih tumbuh ke Rp 19.41 triliun.

Senada, Gani juga menjagokan TLKM di target harga Rp 4.375 per saham karena memiliki jaringan luas dan balance sheet yang baik dibanding kompetitor.

Niko juga menjagokan TLKM, tetapi ia juga melihat EXCL menarik karena volume permintaan data akan meningkat dengan cost behavior yang mulai terkontrol. Niko merekomendasikan buy saham EXCL di target harga Rp 2.800 per saham.

"Pendapatan EXCL paling sensitif terhadap permintaan data, jika permintaan bagus secara bottom line EXCL yang paling diuntungkan," tambah Gani yang merekomendasikan EXCL buy di Rp 3.375 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×