kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prospek sektor farmasi belum pasti, Sido Muncul (SIDO) justru menarik dilirik


Senin, 24 Februari 2020 / 08:00 WIB
Prospek sektor farmasi belum pasti, Sido Muncul (SIDO) justru menarik dilirik


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek belum dapat dipastikan karena sentimen virus Corona dan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, beberapa analis justru kompak merekomendasikan saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO).

Analis MNC Sekuritas Victoria Venny mengungkapkan, sebaran virus Corona tentunya akan mempengaruhi kinerja emiten farmasi di kuartal I-2020, khususnya bagi emiten yang memiliki exposure bahan baku impor dari China. Emiten tersebut seperti KLBF, KAEF, dan PEHA.

"Shutdown-nya (aktivitas ekspor-impor) China sementara waktu mengakibatkan pasokan raw material sektor farmasi terganggu," kata Venny kepada Kontan, Minggu (23/2).

Baca Juga: Begini dampak penyebaran virus corona menurut bank-bank besar

Untungnya, Venny mengungkapkan bahwa saat ini emiten-emiten tersebut masih memiliki cadangan pasokan hingga 2-3 bulan mendatang. Harapannya, ke depan wabah tersebut akan segera berakhir sehingga tidak sampai muncul dampak berkelanjutan bagi emiten farmasi Tanah Air.

"Sedangkan untuk SIDO karena raw material 90% lokal jadi tidak berimbas pada pasokannya," ungkapnya.

Di sisi lain, keuntungan yang didapatkan para emiten sektor farmasi akibat sebaran virus Corona berhasil mendorong peningkatan penjualan food supplement dan masker.

Di samping itu, untuk mengatasi adanya potensi gangguan pasokan raw material dari China, beberapa emiten juga mengalihkan suppliernya dari negara lain.

Adapun upaya pemerintah dengan merealisasikan holding emiten farmasi turut menjadi sentimen positif bagi kinerja sektoral. Apalagi, tujuannya positif agar pada emiten lebih efisien, terintegrasi, sekaligus mendorong pangsa pasar terus bertumbuh dan menjaga keuangan emiten menjadi lebih sehat.

Baca Juga: Cegah perlambatan ekonomi akibat corona, Indef minta investasi digenjot

Belum lagi dengan penguatan nilai tukar rupiah sejak akhir tahun ini, turut memberikan sentimen positif bagi kinerja emiten farmasi di 2020.

Venny mengungkapkan, penguatan rupiah tentunya akan menjadikan raw material sektor farmasi menjadi lebih murah. Hanya saja, perlu dilihat kembali apabila supply raw material meningkat, maka potensi harga meningkat juga cukup terbuka.

Untuk itu, Venny melihat prospek SIDO tahun ini lebih menarik. Untuk itu, dia masih merekomendasikan beli dengan target harga Rp 1.300 per saham.

Tak kalah kompak, Analis Panin Sekuritas juga merekomendasikan buy untuk saham SIDO dengan target harga Rp 1.400 per saham. Dia juga menambahkan bahwa saham KAEF masih menarik dan direkomendasikan beli dengan target harga Rp 900 per saham.

"Emiten seperti SIDO yang memiliki produk jamu sebagai suplemen makanan, menjadi salah satu emiten yang diuntungkan (virus Corona)," jelas William kepada Kontan.co.id.

Baca Juga: Virus corona berpotensi gerus pertumbuhan ekonomi kuartal I-2020

Kehadiran virus Corona menurutnya memiliki sisi positif bagi emiten farmasi, di mana masyarakat akan lebih memperhatikan kondisi kesehatannya. Alhasil, berbagai upaya menjaga kesehatan tersebut yang membuat penjualan emiten sektor farmasi berpeluang meningkat.

Sehingga, untuk prospek saham farmasi secara teknikal diserahkan kembali pada perkembangan perdagangan saham. Itu bisa dilihat dari pergerakan saham mana saja yang masih mengalami tren kenaikan dan dianggap tidak terpengaruh dengan sentimen tersebut.

Mengutip RTI, pada perdagangan Jumat (21/2) saham SIDO ditutup merosot 1,92% ke level Rp 1.275 per saham, sedangkan untuk saham KAEF tercatat anjlok 3,05% ke harga Rp 795 per saham.

Adapun untuk saham KLBF melorot sebanyak 3,87% di level Rp 1.365 per saham. Sedangkan saham PEHA berhasil ditutup di zona hijau atau naik 1,07% di level Rp 945 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×