kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prospek sektor farmasi belum pasti, Sido Muncul (SIDO) justru menarik dilirik


Senin, 24 Februari 2020 / 08:00 WIB
Prospek sektor farmasi belum pasti, Sido Muncul (SIDO) justru menarik dilirik


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Yudho Winarto

Belum lagi dengan penguatan nilai tukar rupiah sejak akhir tahun ini, turut memberikan sentimen positif bagi kinerja emiten farmasi di 2020.

Venny mengungkapkan, penguatan rupiah tentunya akan menjadikan raw material sektor farmasi menjadi lebih murah. Hanya saja, perlu dilihat kembali apabila supply raw material meningkat, maka potensi harga meningkat juga cukup terbuka.

Untuk itu, Venny melihat prospek SIDO tahun ini lebih menarik. Untuk itu, dia masih merekomendasikan beli dengan target harga Rp 1.300 per saham.

Tak kalah kompak, Analis Panin Sekuritas juga merekomendasikan buy untuk saham SIDO dengan target harga Rp 1.400 per saham. Dia juga menambahkan bahwa saham KAEF masih menarik dan direkomendasikan beli dengan target harga Rp 900 per saham.

"Emiten seperti SIDO yang memiliki produk jamu sebagai suplemen makanan, menjadi salah satu emiten yang diuntungkan (virus Corona)," jelas William kepada Kontan.co.id.

Baca Juga: Virus corona berpotensi gerus pertumbuhan ekonomi kuartal I-2020

Kehadiran virus Corona menurutnya memiliki sisi positif bagi emiten farmasi, di mana masyarakat akan lebih memperhatikan kondisi kesehatannya. Alhasil, berbagai upaya menjaga kesehatan tersebut yang membuat penjualan emiten sektor farmasi berpeluang meningkat.

Sehingga, untuk prospek saham farmasi secara teknikal diserahkan kembali pada perkembangan perdagangan saham. Itu bisa dilihat dari pergerakan saham mana saja yang masih mengalami tren kenaikan dan dianggap tidak terpengaruh dengan sentimen tersebut.

Mengutip RTI, pada perdagangan Jumat (21/2) saham SIDO ditutup merosot 1,92% ke level Rp 1.275 per saham, sedangkan untuk saham KAEF tercatat anjlok 3,05% ke harga Rp 795 per saham.

Adapun untuk saham KLBF melorot sebanyak 3,87% di level Rp 1.365 per saham. Sedangkan saham PEHA berhasil ditutup di zona hijau atau naik 1,07% di level Rp 945 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×