Reporter: Yuliana Hema | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham dari sektor kesehatan mulai melonjak di tengah runtuhnya saham-saham energi. Ini tercermin dari pergerakan indeks IDX sektor Kesehatan yang naik 0,55% pada Jumat (6/1).
Head of Research NH Korindo Sekuritas Liza Camelia menilai sektor kesehatan cukup menarik untuk dipantau pada tahun ini karena tergolong sektor yang defensif.
"Kemudian adanya risiko varian Covid yang baru mulai masuk, berkembang dari China akibat kasus Covid yang meledak dan masuk ke negara-negara Asia lainnya," papar dia, Jumat (6/1).
Baca Juga: Hingga November, Suryamas Dutamakmur (SMDM) Bukukan Marketing sales Rp 383 Miliar
Senada, Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian berpendapat sektor healthcare merupakan sektor yang defensif karena memberikan kebutuhan utama masyarakat.
Secara jangka panjang, lanjut dia, emiten rumah sakit maupun kesehatan seharusnya masih mampu untuk mencatatkan kinerja yang konsisten. Namun investor perlu mencermati posisi keuangan para emiten.
Senior Investment Informasi Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji menilai prospek sektor kesehatan turut dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih berjalan, sehingga mempengaruhi produk dan jasa kesehatan.
Apalagi Covid-19 pada sebagian orang menimbulkan efek yang berkepanjangan sehingga menuntut rumah sakit untuk memberikan perawatan khusus atau kesehatan lainnya.
Baca Juga: United Tractors (UNTR) Siapkan Capex US$ 1 Miliar di 2023, Ini Penggunaannya
"Kebutuhan akan banyaknya perawatan turut mempengaruhi permintaan obat-obatannya," jelas Nafan.
Namun Nafan bilang para emiten rumah sakit juga perlu meningkatkan layanan fasilitasnya. Ini bertujuan untuk menarik masyarakat untuk memilih berobat di dalam negeri dibandingkan keluar Indonesia.
Senada, Research Analyst Muhammad MNC Sekuritas Rudy Setiawan dalam risetnya menilai saat ini masyarakat kelas menengah ke atas masih lebih memilih untuk berobat ke luar negeri.
Sebagai contoh dari total 14.800 pasien di Korea Selatan pada 2021, tercatat bahwa sekitar 1.500 pasien merupakan warga negara Indonesia. Ini menunjukan fasilitas kesehatan di luar negeri masih lebih unggul.
"Selain itu, pemerintah masih fokus pada penambahan tempat tidur rumah sakit dan RS Tipe B dan C daripada meningkatkan fasilitas kesehatannya," papar Rudy.
Baca Juga: Resmi Debut di BEI, Saham Mitra Tirta Buwana (SOUL) Anjlok 10%
Rudy menyematkan rekomendasi netral untuk sektor kesehatan dengan top picks HEAL dan MIKA dengan rekomendasi beli. MNC Sekuritas memasang target harga HEAL di Rp 1.730 per saham dan MIKA dengan target harga Rp 3.160 per saham.
Adapun MIKA ditutup ambles 5% ke posisi Rp 2.850 pada akhir perdagangan Jumat (8/1). Sementara HEAL berhasil melonjak 4,66% ke level Rp 1.568 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News