kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.502.000   11.000   0,44%
  • USD/IDR 16.794   37,00   0,22%
  • IDX 8.646   36,29   0,42%
  • KOMPAS100 1.197   8,91   0,75%
  • LQ45 860   6,19   0,73%
  • ISSI 309   1,58   0,51%
  • IDX30 440   1,54   0,35%
  • IDXHIDIV20 513   2,02   0,39%
  • IDX80 134   0,88   0,66%
  • IDXV30 138   -0,07   -0,05%
  • IDXQ30 141   0,83   0,59%

Prospek Saham CITY, MDIA, DPUM Usai Suspensi Dibuka BEI


Senin, 22 Desember 2025 / 18:54 WIB
Prospek Saham CITY, MDIA, DPUM Usai Suspensi Dibuka BEI
ILUSTRASI. Suasana di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta (KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Reporter: Muhammad Alief Andri | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembukaan kembali suspensi perdagangan saham PT Natura City Developments Tbk (CITY), PT Intermedia Capital Tbk (MDIA), dan PT Dua Putra Utama Makmur Tbk (DPUM) oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) berpotensi diikuti volatilitas tinggi. Analis menilai ruang koreksi jangka pendek masih lebih dominan dibandingkan peluang reli lanjutan.

Senior Analyst Kiwoom Sekuritas, Sukarno Alatas, menilai pergerakan saham CITY pasca unsuspensi cenderung terbatas. “Pasca unsuspensi, pergerakan CITY cenderung range-bound hingga rawan koreksi. Kenaikan sebelumnya lebih didorong sentimen dan momentum, sementara belum ada katalis fundamental baru dari sisi kinerja maupun aksi korporasi,” ujarnya kepada Kontan, Senin (22/12/2025).

Baca Juga: Siap-Siap! 4 Saham yang Kena Suspensi Akan Dibuka Pagi Ini (17/12), Analis Saran Sell

Ia menambahkan, sektor properti masih sensitif terhadap arah suku bunga, sehingga membatasi potensi penguatan saham CITY dalam jangka pendek. “Dengan sektor properti yang masih sensitif terhadap suku bunga, upside jangka pendek CITY menjadi terbatas,” imbuh Sukarno.

Sementara itu, untuk saham MDIA, Sukarno menilai faktor grup usaha masih menjadi penopang sentimen. “MDIA sebagai bagian dari grup Bakrie secara fundamental sedikit mendukung kenaikan harganya, terlebih saham-saham grup Bakrie sedang dalam performa yang cukup bagus secara mayoritas,” jelasnya.

Adapun untuk DPUM, meski mencatatkan pertumbuhan pendapatan, tekanan kinerja laba menjadi catatan tersendiri. “DPUM secara fundamental memang berhasil mencatatkan pertumbuhan topline, tetapi secara bottom line justru mengalami penurunan,” katanya.

Baca Juga: Ini Pergerakan Delapan Saham yang Telah Lepas dari Suspensi pada Jumat (12/12)

Secara keseluruhan, Sukarno menilai risiko koreksi jangka pendek pada ketiga saham tersebut masih cukup besar. “Risiko koreksi jangka pendek masih lebih dominan ketimbang reli berkelanjutan, terutama setelah lonjakan harga yang cukup signifikan sebelumnya,” tegasnya.

Ia pun menyarankan investor untuk tidak terburu-buru masuk ke saham-saham tersebut. “Untuk saat ini, sebaiknya investor melakukan wait and see terlebih dahulu sambil mencermati katalis terbaru yang benar-benar dapat mempengaruhi arah kinerja fundamental ke depan,” pungkas Sukarno.

Baca Juga: BEI Buka Suspensi Saham LUCY, YELO, COAL, MGNA pada Kamis (4/12)

Selanjutnya: Strategi Erajaya (ERAA) Memperkuat Segmen Non-Elektronik pada 2026

Menarik Dibaca: Promo HokBen Hari Ibu 22-24 Desember 2025, Paket Makan Berdua Cuma Rp 30.000-an/Orang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×