Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reksadana pendapatan tetap masih menjadi reksadana yang berkinerja paling baik sampai Agustus 2021. Hal ini tercermin dari indeks Infovesta 90 Fixed Income Fund Index, yang mencatatkan kenaikan 2,97%.
Selain itu, reksadana pasar uang juga berkinerja positif, dalam indeks Infovesta 90 Money Market Fund Index mencatatkan kenaikan 2,21%. Sementara itu, reksadana saham (-6,13%) dan reksadana campuran (-1,18%) masih menjadi reksadana yang berkinerja negatif di tahun ini.
Direktur Panin Asset Management Rudyanto menilai, perjalanan reksadana pendapatan tetap tidak mulus pada praktiknya, karena sepanjang tahun ini ia melihat ada beberapa sentimen negatif yang menerpa, seperti isu tapering yang sudah muncul sejak awal tahun.
Akan tetapi, ia melihat, skema burden sharing yang dilaksanakan oleh pemerintah dan Bank Indonesia (BI) di satu bulan terakhir memberikan sentimen positif bagi reksadana pendapatan tetap. “Ditambah inflasi yang rendah sehingga menjadi sentimen positif,” kata Rudiyanto.
Baca Juga: Melongok kinerja reksadana sampai Agustus 2021, siapa yang jadi jawara?
Mengenai reksadana saham yang mencatatkan hasil positif di bulan Agustus kemarin, Rudiyanto melihat laporan keuangan kuartal II/2021 yang positif di beberapa emiten big caps yang menjadi aset dasar kebanyakan reksadana, mengangkat kinerjanya menjadi positif.
“Kalau sebelum ini atau sejak awal tahun, kenaikan lebih didominasi sektor teknologi dan terkait digital yang relatif bukan menjadi aset utama, sehingga kenaikan reksa dana saham secara umum tidak lebih baik,” jelas Rudiyanto kepada Kontan, Kamis (2/9).
Ke depannya, dengan adanya isu tapering yang akan dilakukan secara bertahap, ia melihat reksadana pendapatan tetap akan mendapatkan dampak besar. Sehingga, ia perkirakan reksadana saham yang akan menarik, karena harganya yang sedang murah.
“Untuk reksadana pendapatan tetap, potensi kenaikan sudah relatif terbatas walaupun masih ada,” imbuhnya.
Baca Juga: Berikut prospek berbagai instrumen investasi pada sisa akhir tahun ini
Ia mengatakan, bagi investor yang mempunyai profil investasi konservatif, atau ingin masuk ke reksadana pendapatan tetap, bisa memilih masuk ketika ada koreksi harga, atau ke reksadana yang memiliki komposisi obligasi korporasi yang lebih banyak.
Rudiyanto perkirakan, IHSG di akhir tahun akan bergerak di angka 6.700-6.800. Sedangkan untuk imbal hasil obligasi acuan 10 tahun akan berada di rentang 6-6,3%.
Selanjutnya: MAMI jadi pemilik dana kelolaan reksadana syariah terbesar di Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News