Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi
"Dengan mengecilnya aggregate demand, salah satu cara untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi adalah dengan menurunkan biaya berbisnis, salah satunya dengan menurunkan suku bunga acuan," kata Soni, Selasa (21/4).
Oleh karena itu, Soni meyakini BI akan tetap memotong suku bunga acuannya sebanyak dua kali lagi di tahun ini atau sebesar 50 basis poin. Dengan begitu, prospek kinerja obligasi ataupun reksadana pendapatan tetap ke depan akan menarik.
Soni memproyeksikan reksadana pendapatan tetap yang dikelola Bahana tumbuh sekitar 8%-10% di tahun ini.
Wawan menambahkan di tengah fluktuasi pasar saham yang sangat tinggi dan cenderung bearish, reksadana pendapatan tetap jadi menarik dan sangat cocok dimiliki oleh investor konservatif. Wawan memproyeksikan rata-rata imbal hasil reksadana ini tumbuh 7%-8% di tahun in.
Dengan prospek kinerja yang cerah, Wawan juga optimistis dana kelolaan reksadana pendapatan tetap akan membaik. Sepanjang Maret, tercatat dana kelolaan reksadana pendapatan tetap menurun Rp 7,9 triliun secara bulanan menjadi Rp 106,9 triliun.
Baca Juga: Reksadana pasar uang paling moncer di kuartal pertama
"Di April dana kelolaan reksadana pendapatan tetap sangat terbuka untuk naik baik dari penambahan jumlah subscription (aksi beli) maupun perbaikan kinerja aset obligasi," kata Wawan.
Di sepanjang Maret kinerja pasar obligasi pemerintah yang tercatat dalam Infovesta Government Bond Index memang menurun sebesar 3,31% secara bulanan. Namun, Wawan mengamati kinerja pasar obligasi pemerintah sudah lebih baik di April.
PT Penilai Harga Efek Indonesia juga mencatat untuk pertama kalinya di sepanjang April, pasar obligasi menunjukkan performa positif. Tercatat, indeks return Indonesia Composite Bond Index (ICBI) menguat 1,34% secara mingguan ke level 270,42.
"Jika kinerja positif pasar obligasi bisa bertahan hingga akhir bulan ini, harusnya dana kelolaan reksadana pendapatan tetap akan naik," kata Wawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News