kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Prospek PT Timah (TINS) masih dibayangi ketidakpastian meski harga timah menguat


Senin, 15 Juni 2020 / 22:32 WIB
Prospek PT Timah (TINS) masih dibayangi ketidakpastian meski harga timah menguat
ILUSTRASI. Meskipun dari segi pendapatan bersih naik, TINS justru merugi tahun lalu karena penurunan harga timah.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Berdasarkan catatan Kontan.co.id, TINS telah secara bertahap melakukan deleveraging dengan mengurangi posisi utang berbunga di samping reprofiling utang bank baik dari jenis mata uang hingga jadwal pelunasan. Hal ini dilakukan sebagai usaha TINS mengurangi beban bunga sebagai upaya mengoptimalkan arus kas perusahaan.

Dengan harga timah yang mulai membaik, Nafan menyebut saat ini timah tengah menunjukkan adanya fase bullish consolidation sehingga diproyeksikan bisa menyentuh US$ 21.505 per ton. Sementara Thomas menyebut dengan harga timah cenderung masih akan volatile hingga akhir tahun nanti.

“Kami menurunkan proyeksi harga timah sebesar 9,8% pada tahun ini menjadi US$ 18.500 per ton. Dengan turunnya acuan harga timah, kami juga menurunkan harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) timah menjadi US$ 19.425 per ton,” jelas Thomas.

Baca Juga: Meski kinerja 2019 tertekan, Timah (TINS) catat kenaikan kontribusi PNBP dan royalti

Dengan turunnya ASP, Thomas pun merevisi pendapatan TINS akan turun 9,6% dan menurunkan cash cost sebesar 3,3% karena cash cost sebelumnya dinilai terlalu agresif. Dus Thomas memproyeksikan pendapatan TINS akan sebesar Rp 18,47 triliun dengan laba bersihnya merugi Rp 987 miliar.

Sebagai pembanding, tahun lalu TINS meraup pendapatan Rp 19,30 triliun, naik 75,13% secara tahunan. Tapi, TINS harus menanggung rugi bersih Rp 611,28 miliar dari tahun 2018 yang masih laba Rp 132,29 miliar.

Kinerja TINS tahun lalu tertekan harga jual rata-rata yang turun 8,1% secara tahunan. Tingginya beban bunga turut menekan laba emiten BUMN ini.

Baca Juga: Indeks BUMN20 melejit 8,43% selama Juni 2020, saham apa saja yang jadi pendorongnya?

Oleh karena itu, Thomas merekomendasikan untuk jual saham TINS dengan target harga Rp 420 per saham. Sementara analis Danareksa Sekuritas Stefanus Darmagiri dan Nafan sama-sama merekomendasikan beli dengan target harga masing-masing Rp 700 dan Rp 970 per saham.

Harga saham TINS melemah 4,24% ke Rp 565 pada perdagangan Senin (15/6).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×