kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prospek obligasi perbankan masih positif


Rabu, 12 Juli 2017 / 18:24 WIB
Prospek obligasi perbankan masih positif


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Instutusi perbankan ramai terbitkan obligasi pada semester II-2017. Yang paling anyar, PT Bank Mandiri Taspen Pos (Bank Mantap) mencatatkan obligasi senilai Rp 2 triliun di Bursa Efek Indonesia pada Rabu (12/7).

Di tanggal yang sama, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk juga mencatatkan obligasi berkelanjutan I senilai Rp 3 triliun.

Semaraknya penerbitan obligasi oleh perbankan seiring dengan pertumbuhan pemintaan kredit yang diprediksi meningkat hingga akhir tahun.

Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra mengatakan, prospek obligasi yang dikeluarkan perbankan saat ini masih cukup positif di tengah kondisi ekonomi yang mulai pulih, namun permintaan kredit belum maksimal.

Dari banyaknya obligasi perbankan yang keluar pada tahun ini, Made menilai, obligasi dengan tenor panjang lebih banyak di keluarkan bank BUMN dibandingkan bank swasta. "Memang tidak semua perbankan bisa menerbitkan obligasi dengan tenor panjang," kata Made.

Obligasi yang dikeluarkan PT Bank Rakyat Indonesia (Perseo) Tbk (BRI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menawarkan tenor 10 tahun dengan kupon sebesar 8,8% dan 8,65%. Sementara, bank swasta seperti PT Bank Pembangunan Daerah Lampung pada obligasi terakhir yang diterbitkan hanya bertenor lima tahun dengan kupon 9,6%.

Dengan rating yang diterima perusahaan perbankan pada obligasi yang dikeluarkannya, Made melihat kupon yang coba ditawarkan masih menarik bagi investor. "Pandangan buat investor komperasinya dengan respons deposito di bank tersebut seperti apa sehingga bank-bank ini masih menawarkan kupon yang menarik," kata Made.

Obligasi hasil terbitan perbankan juga memiliki prospek positif di pasar sekunder. Made mengatakan obligasi dari perbankan menarik dan mulai banyak diperdagangkan di pasar sekunder ketika menjelang jatuh tempo. "Sebutan lainnya mendekati masa money market, jadi kurang dari setahun obligasi dari perbankan sudah cukup aktif diperdagangkan di pasar sekuder," imbuhnya.

Sentimen negatif seperti dana asing yang banyak keluar dari Surat Berharga Negara (SBN) Indonesia selama sebulan kemarin tidak terlalu mengurangi minat investor terhadap obligasi perbankan. Menurut Made, untuk obligasi korporasi masih didominasi investor domestik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×