Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Momentum terbaliknya kurva imbal hasil US Treasury jadi peluang bagi return reksadana tetap obligasi dolar Amerika Serikat (AS) terus menanjak di sisa 2019. Ini terbukti dari data Infovesta Fixed Income Fund Index per 23 Agustus 2019, rata-rata reksadana pendapatan tetap untuk portofolio obligasi dolar AS membukukan imbal hasil 8,7%.
Head Fixed Income PT Principal Asset Management Fadlul Imansyah mengungkapkan, tahun ini menjadi tahun yang sangat positif untuk kinerja obligasi dolar AS. Pada data Infovesta, hingga Jumat (23/8) pertumbuhan return Principal Asset Management untuk produk CIMB Principal Strategic USD FI Fund yakni 3,18%, sedangkan untuk return CIMB Principal Dollar Bond sebanyak 10,30%.
"Tahun ini sangat supportive untuk obligasi dolar AS, karena trend pergerakan US Treasury yang terus turun bahkan sempat di bawah 1,5% tahun ini," kata Fadlul kepada Kontan.co.id, Selasa (27/8).
Baca Juga: Return reksadana tetap obligasi USD Ciptadana di 2019 bakal mendekati 20%
Ditambah lagi, dengan rating Indonesia yang baru saja full-fledged investment grade pada Juli lalu, premi risiko Indonesia pun semakin turun. Hal ini terlihat dari credit default swap (CDS) 5 tahun yang telah turun 137 bps ke 92 bps secara year to date (ytd).
CIMB Principal Asset Management memandang sentimen perang dagang masih akan menjadi isu sentral yang menggerakkan pasar obligasi AS) Alhasil, kondisi tersebut akan turut berdampak bagi prospek obligasi dolar AS di Tanah Air.
Baca Juga: Pelaku pasar wait and see, rupiah kembali melemah hari ini
Di samping itu, tren negatif imbal hasil yang terjadi di Eropa turut membuat permintaan obligasi dolar AS di Indonesia menjadi semakin menarik. Dengan begitu, harapannya potensi imbal hasil di 2019 bisa berada di kisaran 10%-12%.
"Kondisi pasar yang cukup bullish dan kecemasan akan perang dagang membuat obligasi dolar AS kian positif," ungkapnya.
Apalagi, Fadlul menjelaskan untuk penerapan alokasi portofolio di Principal Asset Management cenderung dilakukan dengan berdasarkan riset yang mendalam, baik dari tim lokal regional dan global. Hingga akhir 2019, diperkirakan pergerakan kurs juga masih akan cenderung stabil di kisaran Rp 14.100 hingga Rp 14.300 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News