Reporter: Grace Olivia | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal tahun, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menoreh kinerja yang terbilang kuat. Produksi maupun penjualan komoditas ANTM yang meliputi nikel, emas, dan bauksit mencatat pertumbuhan yang signifikan. Hingga akhir tahun ini, ANTM diperkirakan masih akan melanjutkan kinerja yang apik sehingga harga saham ANTP mengalami menanjak.
Analis Sinarmas Sekuritas Richard Suherman menilai, kinerja ANTM masih akan terus bersinar di sisa tahun ini. Ini didukung prospek pembangunan dua proyek BUMN tambang ini. Pertama, proyek tambang feronikel di Halmahera Timur yang diprediksi mulai beroperasi secara komersial pada pengujung tahun ini. "Sampai Maret 2018 lalu sudah komplit 55% proyeknya. Tambang Halmahera Timur ini diperkirakan menambah 50% kapasitas produksi feronikel dari yang ada sekarang," tulis Richard dalam risetnya, 10 Juli 2018.
Kedua, Antam juga tengah menanti hasil diskusi dengan PT Inalum mengenai pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan. Jika berhasil direalisasikan pada tahun 2021 sesuai rencana, pabrik diperkirakan memiliki total kapasitas pengolahan bauksit mencapai 1 juta ton.
Selain itu, analis Kresna Graha Investama Robertus Yanuar Hardy, menambahkan, bertambahnya kepemilikan PT Inalum terhadap saham Freeport turut menjadi katalis positif buat Antam. "Aksi korporasi itu diyakini dapat mengamankan suplai anoda slime Antam karena selama ini bahan baku emas tersebut banyak diekspor oleh Freeport," ujar Robertus.
Harapannya, ANTM dapat memperkuat posisi sebagai penyerap anoda slime yang dihasilkan Freeport. "Ada juga harapan bagi Antam untuk dapat mewujudkan rencana pembangunan smelter bersama Freeport (Smelting Gresik), yang telah terhenti sejak Oktober 2017," tambah Robertus. Dengan demikian, produksi dan penjualan emas Antam akan ikut meningkat.
Setali tiga uang, melihat kinerja ANTM di kuartal I 2018 yang cemerlang, Richard optimistis, ANTM dapat mencapai targetnya untuk setahun penuh. Hingga akhir 2018, produksi feronikel diperkirakan akan tumbuh 96,3% menjadi 26.000 TNi. Sementara, meski produksi emas bepotensi berkurang seiring dengan menipisnya cadangan, Richard melihat penjualan emas tahun ini tetap dapat mencapai target 24 ton atau naik 82% dibanding tahun sebelumnya.
Lantas, Richard memprediksi, ANTM akan membukukan kenaikan pendapatan sebesar 65,5% menjadi Rp 20,9 triliun di akhir tahun menadatang. Adapun, laba bersih diperkirakan bakal melesat 329% menjadi Rp 586 miliar.
Menilik valuasinya, Richard menilai, saat ini harga saham ANTM masih diperdagangkan pada level yang menarik. Berdasarkan hitungannya, saat ini harga saham ANTM berada pada posisi PBV 2019 sebesar 1,1 kali. "Ini lebih rendah dari rata-rata sebelumnya secara historis, maupun dibandingkan dengan saham lain di sektornya," imbuh Richard.
Untuk itu, ia memberi rekomedasi beli saham ANTM dengan target harga Rp 1.150 per saham. Begitu pun Roberttus yang merekomendasikan beli ANTM dengan target harga yang lebih optimistis pada level Rp 1.500 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News