Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Walaupun punya prospek yang menarik, Yudha tak menampik masih ada sentimen negatif yang membayangi pasar obligasi Indonesia. Mulai dari ancaman adanya mutasi virus Covid-19 yang disebut lebih mudah menyebar, hingga efektivitas program vaksinasi di Indonesia. Jika sampai, vaksinasi mengalami hambatan, maka pemulihan ekonomi dapat berjalan lebih lambat dari perkiraan.
“Jadi, strategi diversifikasi untuk obligasi masih sangat penting. Sebesar 70%-75% bisa ditempatkan pada obligasi negara karena aset ini bisa dibilang bebas risiko. Adapun, durasi 10 - 20 tahun bisa jadi pilihan yang paling ideal. Hal ini karena semakin panjang durasi, maka apresiasi harganya juga akan semakin tinggi,” tambah Yudha.
Lebih lanjut, Yudha menerangkan, sisanya bisa ditempatkan pada obligasi korporasi untuk mengejar return yang lebih tinggi dibanding obligasi negara. Dengan syarat, penerbit obligasi korporasi merupakan perusahaan dengan sokongan grup besar yang kuat dan berasal dari sektor yang cenderung minim terdampak Covid-19. Kedua hal tersebut menjadi penting karena berpengaruh terhadap cash flow, proses funding maupun refinancing perusahaan ke depannya.
Sektor yang jadi pilihan Yudha adalah sektor consumer goods dan telekomunikasi yang dinilai tidak terkena dampak Covid-19 sebesar sektor lainnya. Adapun, untuk rating, ia merekomendasikan obligasi korporasi dengan rating minimal AA.
Baca Juga: Ada 9 emisi dalam pipeline, BEI optimistis penerbitan surat utang 2020 bakal tumbuh
“Walaupun kemampuan bayar perusahaan relatif membaik pada tahun depan, sebaiknya obligasi korporasi non-investment grade dihindari. Pemulihan ekonomi dan vaksinasi masih perlu waktu, jadi risiko masih besar. Lagipula, masih banyak kelas aset lain yang lebih menarik baik dari segi risk maupun return,” tutur Yudha.
Pada tahun depan, Yudha memperkirakan kupon obligasi korporasi yang punya rating AA dengan tenor tiga tahun akan berada di kisaran 7,25% - 8,00%. Sementara untuk yield obligasi negara seri acuan 10 tahun, Yudha memperkirakan akan ada di kisaran 5,5% - 5,75%
Baca Juga: Ini rekomendasi instrumen investasi paling menarik untuk tahun 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News