kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prospek IHSG di Tengah Masuknya Aliran Dana Asing


Senin, 29 Mei 2023 / 05:45 WIB
Prospek IHSG di Tengah Masuknya Aliran Dana Asing


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah di akhir perdagangan pekan lalu. Melansir data RTI, IHSG ditutup melemah 17,23 poin atau 0,26% ke level 6.687 pada akhir pekan ini.

Derasnya aliran dana asing memberikan dampak pada pasar keuangan Indonesia, termasuk pasar saham. 

CEO Edvisor.id Praska Putrantyo mengatakan, pasar surat berharga negara (SBN) melalui Edvisor Total Government Bonds Index tercatat menguat sepanjang YTD per 26 Mei 2023 sebesar +2.30%. 

Namun, hal berbeda terjadi di pasar saham melalui IHSG yang justru masih fluktuatif. 

Baca Juga: Kekhawatiran Debt Ceiling, IHSG Berpotensi Melanjutkan Pelemahan Pada Senin (29/5)

“Kinerja di periode yg sama menyusut -2.39% setelah dalam 1 bln terakhir, IHSG terkoreksi -3.23% akibat hal itu,” ujarnya kepada Kontan, Minggu (28/5).

Sebagai informasi, penambahan dana investor asing di pasar SBN sekitar Rp 6,6 triliun dalam 1 bulan terakhir per 24 Mei 2023.

Selain itu, akumulasi investor asing di pasar saham reguler juga tercatat sebanyak Rp 2,11 triliun dalam 1 minggu terakhir.

Meskipun berdampak positif di pasar SBN, di pasar saham, IHSG masih cenderung tertekan karena imbas wait and see investor.

Para investor melihat perkembangan masalah pagu utang pemerintah Amerika Serikat (AS) yang mendekati batas jatuh tempo di awal Juni 2023 untuk menghindari potensi gagal bayar utang. 

Selain itu, momentum earnings season per kuartal I-2023 dan pembagian dividen tunai yang sebagian besar telah usai membuat investor cenderung melakukan profit taking.

“Terlebih, setelah harga komoditas energi dan logam terus menunjukkan pelemahan karena tingginya suplai dan melambatnya laju permintaan,” ungkapnya.

Pekan depan, IHSG diproyeksi mengalami penguatan dengan range 6640-6790, karena kabar tercapainya kesepakatan tentatif antara Gedung Putih dengan partai Republik terkait batasan pagu utang tersebut.

Di samping itu, investor juga mencermati rilis data inflasi di Indonesia, data pengangguran AS yg diproyeksi turun ke 3,5% dan Non Farm Payrolls yang diproyeksi turun ke 180.000 per Mei 2023, serta rilis data indeks manufaktur dan jasa di China.

Menurut Praska, investor asing cenderung masuk banyak di pasar saham dalam negeri di seminggu terakhir ini karena aksi beli investor asing ke saham2 bank berkapitalisasi besar, seperti BBRI, BBNI, dan BBCA.

Lalu, ke saham teknologi seperti GOTO, serta sejumlah saham consumer discretionary lainnya, seperti ASII, ICBP, INDF, dan ACES. Saham-saham tersebut juga mengalami penguatan dalam satu minggu terakhir. 

“Outlook positif terhadap kinerja keuangan dan prospek industri dari emiten-emiten di sektor tersebut menjadi salah satu katalis pendorong minat investor asing,” tuturnya.

Praska memproyeksikan, dalam waktu dekat hingga akhir semester I-2023, IHSG akan berada di rentang 6610 - 6867 dengan kecenderungan menguat, meskipun masih berpeluang bergerak volatile. 

Sentimen-sentimen penggerak diperkirakan dari kebijakan The Fed Rate per Juni 2023, berlalunya kekhawatiran masalah pagu utang pemerintah AS, dan rilis laju inflasi AS dan Indonesia yang menjadi penentu arah suku bunga acuan dalam jangka pendek.

Baca Juga: Intip Saham-Saham yang Banyak Dijual Asing Selama Sepekan Saat IHSG Terkoreksi

Dalam jangka panjang, IHSG diperkirakan kembali ke rentang 6750 - 7110, karena menanti momentum Pemilu 2024.

“Tren laju inflasi yg sudah dapat menjadi gambaran potensi suku bunga acuan di 2024, serta laju pertumbuhan ekonomi dan rata-rata kinerja keuangan emiten-emiten saham di BEI juga mempengaruhi IHSG dalam jangka panjang,” paparnya.

Oleh karena itu, investor dalam jangka pendek ini disarankan buy on weakness atau melakukan average down agar dapat mengantisipasi potensi koreksi pasar dalam jangka pendek.

Namun, dalam hal masalah pagu utang AS terselesaikan di awal Juni 2023, investor dapat melakukan akumulasi terhadap saham-saham yang memiliki prospek kinerja dan sektor bisnis yg bagus.

“Karena ada potensi IHSG kembali bergerak ke sekitar level 6950 dalam jangka pendek ini,” ujarnya.

Untuk jangka panjang, investor disarankan buy and hold serta fokus pada emiten-emiten dengan rata-rata laju pertumbuhan pendapatan dan laba yang positif dan stabil dalam jangka panjang, serta memiliki potensi dividend yield yg relatif besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×