kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prospek emiten rumah sakit tetap bugar meski kasus Covid-19 melandai


Minggu, 07 November 2021 / 21:51 WIB
Prospek emiten rumah sakit tetap bugar meski kasus Covid-19 melandai
ILUSTRASI. Rumah Sakit Mitra Keluarga


Reporter: Dityasa H. Forddanta | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus positif Covid-19 di Tanah Air menurun. Namun, redanya pandemi virus yang menyerang sistem pernapasan ini tidak menyurutkan prospek emiten rumah sakit. Toh, sejumlah emiten di sektor ini masih mampu mencetak kinerja positif tanpa banyak menerima pasien Covid-19. Sebut saja, PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA).

Per kuartal ketiga kemarin, MIKA mencatat pendapatan Rp 1,02 triliun. Angka ini memang turun 14,3% secara kuartalan, namun meningkat 16,3% secara tahunan. Laba bersih MIKA juga naik 12,8% secara tahunan menjadi Rp 267 miliar.

Jika diakumulasi sejak awal tahun hingga September kemarin, MIKA mencatat kenaikan pendapatan 47,1% secara tahunan. Sedang laba bersihnya naik 68% secara tahunan menjadi Rp 883 miliar. Performa ini masih sejalan dengan perkiraan konsensus analis.

Pendapatan itu tercapai di tengah penurunan pasien rawat inap Covid-19. "Per kuartal tiga, hanya ada 44.000 pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit Mitra Keluarga, turun dibanding kuartal sebelumnya, sebanyak 62.000 pasien," terang analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Joshua Michael belum lama ini.

Baca Juga: Harga batubara terkoreksi, begini prospek dan rekomendasi saham emiten batubara

PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) bahkan mencetak kinerja keuangan yang lebih moncer. Laba bersihnya naik 43,8% secara kuartalan menjadi Rp 229 miliar di tengah kenaikan pendaatan 8,1% secara kuartalan menjadi Rp 2,5 triliun kuartal tiga tahun ini.

Jika ditelisik lebih lanjut, kinerja keduanya masih ditopang pemasukan di luar Covid-19. MIKA meraup 78% pendapatannya dari segmen layanan kesehatan reguler. Sedang Kontribusi pembayaran (reimburse) rawat inap dari pemerintah berkontribusi sekitar 27% dari total pendapatan kuartal tiga.

Pasien BPJS

SILO turut memberikan layanan seperti tes Covid-19. Namun, pemasukan dari bisnis ini hanya sekitar 16% terhadap pendapatan Rp 7,14 triliun sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini. 

"Performa SILO lebih ditopang oleh ekspansi, terutama di segmen telemedicine yang memiliki beban operasional yang lebih efisien. Sekitar 10% dari pasien rawat jalan SILO saat ini telah menggunakan platform MySiloam untuk memperoleh layanan kesehatan," jelas analis RHB Sekuritas Indonesia Vanessa Karmajaya dalam riset 1 November.

Efisiensi yang dilakukan bahkan mengerek margin laba kotor menjadi 39% kuartal tiga tahun ini, lompat dibanding kuartal sebelumnya, 32,3%. Kenaikan ini membuat SILO mencatat margin laba bersih kuartal tiga 9,1% dari sebelumnya hanya 5,8% di kuartal dua.

Baca Juga: Ada wacana percepatan penutupan operasional PLTU, begini prospek emiten batubara

Moncernya margin membantu SILO membalikan keadaan dari yang sebelumnya rugi Rp 49 miliar sepanjang sembilan bulan pertama tahun lalu menjadi untung Rp 532 miliar untuk periode yang sama tahun ini. "Fokus pada digitalisasi bisnis akan memudahkan SILO memonetisasi bisnisnya ke depan," imbuh Vanessa.  

Jono Syafei, analis Henan Putihrai dalam risetnya menyebut, PT Medialoka Hermina Tbk (HEAL) mampu mempertahankan performa keuntungannya. "Bahkan, dari sebelum pandemi," ujar Jono. 




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×