Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah berhasil mencatat kinerja yang mulus sepanjang 2019, emiten sektor menara diproyeksikan masih akan kembali melanjutkan tren positif tersebut di tahun ini. Asal tahu saja, dilihat dari laporan keuangan, seluruh emiten menara berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan.
PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) merupakan emiten menara dengan pendapatan paling tinggi sepanjang 2019 yakni sebesar Rp 6,45 triliun atau naik 10% secara year on year (yoy).
Baca Juga: Tak kunjung bagikan dividen, indeks IDX BUMN20 anjlok 38,31% dari awal tahun
Kemudian disusul oleh PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) yang sebesar Rp 4,7 triliun atau naik 8,81% secara yoy. Kemudian PT Bali Towerindo Sentra Tbk (BALI) berhasil mengantongi Rp 617,52 miliar atau naik 33% secara yoy.
Analis Kresna Sekuritas Etta Rusdiana Putra menyebut tren positif kinerja emiten sektor menara masih mungkin berlanjut pada tahun ini. Menurutnya, pandemi virus corona tidak akan memberi tekanan yang berarti terhadap kinerja emiten sektor menara.
“Tahun ini kinerja emiten sektor menara tidak akan banyak terlalu kena pengaruh pandemi virus corona. Karena sektor ini kan terikat oleh perjanjian sewa jangka panjang sehingga menjadikannya salah satu yang tahan banting,” ujar Etta kepada Kontan.co.id, Jumat (8/5).
Setali tiga uang, analis Indo Premier Sekuritas Hans Tantio dalam risetnya Maret 2020 juga menilai emiten sektor menara justru mendapat katalis positif di tengah pandemi virus corona saat ini. Pasalnya di tengah persebaran virus corona, permintaan terhadap sektor internet tengah menguat.
Baca Juga: Saat ekonomi sedang sulit, saham-saham ini bisa dilirik
“Traffic demand internet semakin meningkat pesat seiring kebijakan Work From Home (WFH) diberlakukan. Sehingga pertumbuhan organik emiten menara pada tahun ini masih tetap akan kuat,” tulis Hans dalam risetnya.
Hans kemudian menambahkan, guna menjaga jaringan, maka ekspansi lebih lanjut sangat penting dilakukan oleh para emiten menara. Sementara Etta menilai sejauh ini rencana ekspansi emiten menara belum ada perubahan yang signifikan meski tengah dilanda pandemi virus corona.
Akan tetapi, kondisi saat ini dinilai analis Binaartha Sekuritas M Nafan Aji juga bisa menghambat proses ekspansi yang dilakukan oleh emiten menara.
Baca Juga: Saham-saham ini masih jadi buruan asing sepekan kemarin
“Untuk perkembangan teknologi kan membutuhkan biaya besar, sementara pandemi ini membuat kurs dolar Amerika Serikat menguat. Pembangunan tower baru mungkin juga akan terkendala birokrasi yang saat ini cenderung sedang tidak optimal,” tutur Nafan.
Sementara untuk jangka panjang, Etta juga melihat prospek sektor ini masih baik dan punya peluang positif. Hal ini seiring dengan meningkatnya kebutuhan tower ketika memasuki era 4G LTE dan 5G.
“Kebutuhan kabel fiber optic pun akan meningkat signifikan ke depan. Ini tentu menjadi peluang bisnis yang potensial bagi perusahaan menara,” pungkas Etta.
Baca Juga: Ada net sell Rp 1,65 triliun, simak lagi saham-saham yang dilepas asing di pekan lalu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News