Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) akan menambah kepemilikan saham di anak usaha, PT Midi utama Tbk (MIDI). Untuk mendanai aksi tersebut, AMRT menerbitkan saham baru dengan tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) alias private placement.
AMRT akan menerbitkan 10% saham dari modal disetor dan ditempatkan penuh setara 3,7 miliar saham dalam dua tahun ke depan. Harga pelaksanaan private placement di Rp 600, maka AMRT akan meraih dana segar Rp 518,82 miliar. Dana tersebut untuk membeli 864,7 juta saham atau setara 30% saham MIDI milik, Lawson Asia Pacific Pte. Ltd.
Sedangkan Lawson akan bertindak sebagai pembeli private placement AMRT. Ini artinya, Lawson masih akan memiliki saham MIDI lewat AMRT.
Analis MNC Securities, Reza Nugraha mengatakan, aksi AMRT hanya menguntungkan Lawson. "Ini hanya konsolidasi," ujar dia. Private placement ini tidak akan mempengaruhi investor. "Aksi ini hanya seperti tukar saham saja, dan tak ada transaksi secara kas," ujar dia.
David N Sutyanto, Analis First Asia Capital, menilai, private placement ini berisiko mendilusi saham publik dan pemegang saham mayoritas. Kepemilikan PT Sigmantara Alfinfo sebagai mayoritas pemegang saham AMRT sebesar 54,02% akan menyusut menjadi 52,81%. Dan saham publik turun 45,98% ke 44,95%.
Meski begitu, Reza menilai, secara fundamental AMRT pasti akan lebih unggul. Karena, tahun ini AMRT menargetkan membuka 1.200 gerai baru. David menambahkan, langkah AMRT dapat menambah laba secara tak langsung. "Bisa saja laba AMRT naik 30%, sama dengan penambahan saham itu," harap dia.
Hingga semester I tahun ini, pendapatan AMRT tumbuh 20,96% menjadi Rp 19,29 triliun. Namun, laba bersih AMRT turun 18,68% secara year-on-year jadi Rp 119,59 miliar.
Tapi kalau menurut Reza, kinerja AMRT pasca private placement tak akan berubah. Apalagi, beban keuangan AMRT kian berat lantaran baru saja menerbitkan obligasi Rp 1 triliun pada Juli 2014, dari total rencana penerbitan obligasi berkelanjutan Rp 2 triliun. Artinya, AMRT masih bisa merilis obligasi Rp 1 triliun. Dia menghitung, dengan penerbitan obligasi Rp 1 triliun rasio utang terhadap ekuitas alias debt to equity ratio (DER) AMRT 3,6 kali.
Tapi AMRT masih didukung permintaan yang cukup besar. Pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat membuat emiten ritel barang konsumen banyak permintaan.
Manajemen AMRT bahkan juga menambah empat distribution channel berupa gudang di Karawang, Pontianak, Lampung, dan Gunung Sindur. Ini bisa menunjang distribusi gerai Alfamart.
Karena itu, David dan Reza merekomendasikan, hold saham AMRT dengan masing-masing di Rp 600 dan Rp 565. Sedangkan Reza Priyambada, Kepala Riset Woori Korindo Securities, merekomendasikan, buy di Rp 650. Senin (13/10) harga AMRT stagnan di Rp 550 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News