kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Propertindo Mulia Investindo akan selesaikan empat proyek properti


Selasa, 09 Oktober 2018 / 13:38 WIB
Propertindo Mulia Investindo akan selesaikan empat proyek properti
ILUSTRASI. Papan elektronik perdagangan saham di BEI


Reporter: Yoliawan H | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Propertindo Mulia Investama Tbk resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham MPRO pada hari Selasa (9/10). MPRO menjadi emiten baru ke-41 yang resmi tercatat. Perusahaan yang bergerak di industri properti ini melepas 1,49 miliar saham atau sekitar 15,01% dari modal yang disetor.

Harga penawaran saham perdana Rp 110 per saham. Lebih lanjut, sesuai laporan hasil penawaran umum perdana, permintaan saham MPRO mengalami kelebihan permintaan dengan oversubscribed lebih dari 70 kali. MPRO meraih dana IPO sekitar Rp 164,17 miliar

Direktur Utama MPRO, Raymond mengatakan, sebesar 80% dana IPO akan digunakan untuk pengembangan proyek perusahaan anak yaitu Simprug Signature, 15% akan digunakan untuk pembangunan proyek Apartemen Apsara Tower 1. “Sisanya digunakan untuk modal kerja,” ujar Raymond, Senin (9/10).

Asal tahu saja, MPRO merupakan bagian dari grup Mayapada. Saat ini MPRO tengah mengembangkan proyek The Kahyangan di kota Solo dengan konsep superblock mixed use di area seluas 7 hektare.

Produk Simprug Signature dibuat di atas lahan seluas 7 hektare. Lebih lanjut, dalam jangka menengah, MPRO melalui anak usahanya yakni PT Creative Softhouse dan PT Bintang Dwi Lestari berencana untuk mengembangkan produk mixed use properti di Makassar di lahan seluas 7,4 hektare dan di Banten dengan luas area 283 hektare.

Untuk diketahui, berdasarkan riset Reliance Sekuritas, di tahun 2017 lalu perusahaan ini masih mencatatkan kerugian sebesar Rp 2,83 miliar. Kendati demikian, rugi tersebut membaik dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp 8,08 miliar. Di tahun yang sama, perusahaan berhasil mencetak pendapatan sebesar Rp 35,24 miliar.

Sejauh ini perusahaan memiliki empat lahan aset proyek yang sudah dan akan dikembangkan yakni The Kahyangan dengan luas 70.134 m2, nilai investasi mencapai Rp 1,40 triliun. Simprug Signature seluas 51.676 m2 dengan nilai investasi Rp 1,84 triliun.

Selanjutnya The Grand Maja seluas 283,8 hektare dengan nilai investasi Rp 6,38 triliun dan Tanjung Layar Beach seluas 74.000 m2 dengan nilai investasi Rp 1,39 triliun. Dari empat proyek tersebut baru satu proyek yang tengah dikembangkan yakni The Kahyangan. Luas lahan yang dikembangkan sebesar 6.372 m2.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×