Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China semakin dekat dengan tenggat waktu kesepakatan yakni 1 Maret. Perundingan tarif impor kedua negara di pekan ini kembali digelar di Washington Dc, AS. Ekspektasi hasil perundingan dagang AS-China yang akan membawa ke arah lebih baik turut berimbas pada penguatan rupiah.
“Rupiah menguat karena pulihnya aset berisiko, pasar optimistis negosiasi perang dagan lebih baik,” kata Analis Monex Investindo Futures, Faisyal kepada Kontan.co.id, Senin (18/2).
Ia menambahkan, hasil perundingan dagang yang positif ini cenderung membuat indeks dollar AS melemah, sehingga mata uang emerging market termasuk rupiah menguat.
Mengutip Bloomberg, pada Senin (18/2) rupiah ada di Rp 14.107 per dollar AS, menguat 0,33% dari akhir pekan lalu yang ada di Rp 14.154 per dollar AS.
Sementara dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah ada di Rp 14.106 per dollar AS, menguat 0,07% dibanding akhir pekan lalu yang ada di Rp Rp 14.116 per dollar AS.
Namun, ia mengatakan penguatan rupiah terbilang terbatas karena terhambat oleh dua faktor. Yakni defisit neraca perdagangan Indonesia yang melebar pada Januari 2019 dan harga minyak global yang sedang naik.
Faisyal memprediksi besok rupiah masih berpeluang ditutup menguat. Karena katalis sentimen positif hari ini masih berdampak sampai besok.
Pada perdagangan besok rupiah diramal bergerak di kisaran Rp 14.025-Rp 14.150 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News