kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.875   5,00   0,03%
  • IDX 7.314   118,54   1,65%
  • KOMPAS100 1.121   16,95   1,53%
  • LQ45 892   14,50   1,65%
  • ISSI 223   2,40   1,09%
  • IDX30 459   10,01   2,23%
  • IDXHIDIV20 553   13,38   2,48%
  • IDX80 129   1,38   1,09%
  • IDXV30 137   2,73   2,03%
  • IDXQ30 152   3,22   2,16%

Produsen GT Man raup pendapatan Rp 2,15 triliun di 2019, ini pendukungnya


Selasa, 12 Mei 2020 / 23:30 WIB
Produsen GT Man raup pendapatan Rp 2,15 triliun di 2019, ini pendukungnya


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen pakaian dalam GT Man PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY) membukukan penjualan bersih Rp 2,15 triliun pada 2019. Jumlah ini tumbuh 2,1% dibanding penjualan bersih tahun 2018 yang sebesar Rp 2,11 triliun.

Pada produk garmen, RICY membukukan kenaikan penjualan sebesar 2,3% yoy, dari Rp 1 triliun pada 2018 menjadi Rp 1,02 triliun pada 2019. Produk ini berkontribusi 47,6% terhadap total penjualan bersih RICY.

Baca Juga: Dikabarkan bidik dana jumbo, bagaimana likuiditas Indofood CBP (ICBP)?

Merinci segmen pasar produk garmen, penjualan ke pasar lokal tumbuh 4,6% yoy, dari Rp 675,87 miliar menjadi Rp 706,79 miliar. Pertumbuhan ini didorong oleh kenaikan penjualan pakaian dalam sebesar 9,1% yoy ke Rp 495,7 miliar dan pakaian luar 5,2% yoy menjadi Rp 60,34 miliar.

RICY juga mencatatkan kenaikan penjualan garmen berupa kain pada pasar lokal sebesar 9,7% yoy menjadi Rp 93,31 miliar. Sebaliknya, penjualan aksesoris di pasar lokal  turun 27,1% yoy ke Rp 47,96 miliar dan penjualan lain-lain merosot 48,2% yoy menjadi Rp 9,48 miliar.  

Di sisi lain, penjualan produk garmen pada pasar ekspor turun 2,3% yoy, dari Rp 325,57 miliar pada 2018 menjadi Rp 317,96 miliar pada 2019. Penjualan produk pakaian luar lebih rendah 1,1% yoy menjadi Rp 282,42 miliar dan pakaian dalam merosot 11,5% yoy menjadi Rp 35,55 miliar.

Di samping memasarkan produk garmen, Ricky Putra Globalindo juga menjual benang (spinning) yang berkontribusi sebesar 52,4% terhadap total penjualan RICY tahun lalu. Penjualan produk spinning tumbuh 1,8% yoy, dari Rp 1,11 triliun pada 2018 menjadi Rp 1,13 triliun pada 2019.

Baca Juga: Indofood CBP (ICBP) dikabarkan bidik dana jumbo, simak rekomendasi analis

Seluruh kenaikan tersebut berasal dari pasar domestik karena pada 2019 RICY tidak lagi mencatatkan penjualan spinning ke pasar ekspor. Memang, pada 2018, penjualan spinning ke pasar ekspor hanya menyumbang 0,13% terhadap total penjualan spinning RICY.

Dari segi bottom line, RICY membukukan laba bersih Rp 18,51 miliar pada 2019. Jumlah ini melesat 57,81% dibanding laba bersih 2018 yang sebesar Rp 11,73 miliar.

RICY mencatatkan penurunan beban umum dan administrasi sebesar 8,10% yoy menjadi Rp 75,87 miliar serta beban lain-lain berkurang 83,78% yoy menjadi Rp 5,73 miliar.

Baca Juga: Kino Indonesia (KINO) akui penjualan di kuartal II relatif berat karena ada PSBB

RICY juga mencatatkan kenaikan penghasilan lain hingga 171,71% yoy, dari Rp 14,82 miliar pada 2018 menjadi Rp 40,27 miliar pada 2019.

Adapun aset RICY pada akhir 2019 adalah sebesar Rp 1,62 triliun atau tumbuh 5,2% yoy. Ini sejalan dengan utang RICY yang bertambah 6,2% yoy menjadi Rp 1,16 triliun dan ekuitas RICY yang naik 2,8% yoy menjadi Rp 457,26 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×