kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45930,39   2,75   0.30%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produksi Vale Indonesia (INCO) turun pada kuartal III, ini penyebabnya


Selasa, 19 Oktober 2021 / 19:02 WIB
Produksi Vale Indonesia (INCO) turun pada kuartal III, ini penyebabnya
ILUSTRASI. Sejumlah articulated dump truck mengangkut material pada pengerukan lapisan atas di pertambangan nikel PT. Vale di Soroako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Kamis (28/3/2019). ANTARA FOTO/Basri Marzuki/foc.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Vale Indonesia  Tbk (INCO) mengumumkan realisasi produksi sepanjang Sembilan bulan pertama 2021 sebesar 48.373 metric ton (MT). Realisasi ini menurun 13% dari angka produksi nikel dalam matte INCO di periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 55.792 MT.

Dalam keterangannya di Bursa Efek Indonesia, Selasa (19/10), Direktur Keuangan Vale Indonesia Bernardus Irmanto mengatakan, penurunan ini disebabkan oleh aktivitas pemeliharaan yang terjadi pada triwulan pertama tahun ini.

Adapun INCO telah memproduksi 18.127 metrik ton nikel dalam matte pada triwulan III- 2021. Angka ini sekitar 20% lebih tinggi dibandingkan volume produksi yang direalisasikan pada kuartal II-2021, yakni sebesar 15.048 MT. Namun, realisasi produksi di kuartal III-2021 menurun  6,93% dari periode yang sama tahun lalu sebesar 19.477 MT.

“Vale Indonesia akan mengoptimalkan produksi sesuai dengan rencana di sisa bulan 2021, sekaligus menerapkan standar protokol kesehatan dan keselamatan kerja yang tinggi di operasi kami,” terang Bernardus dalam keterangan resminya, Selasa (19/10).

Baca Juga: Trisula International (TRIS) baru realisasikan belanja modal Rp 9 miliar

Sebelumnya, dalam acara Indonesia Knowledge Forum (IKF) X-2021 yang digelar Kamis (7/10), Presiden Direktur Vale Indonesia ebriany Eddy mengatakan, saat ini nikel menjadi salah satu komoditas yang hangat diperbincangkan, seiring dengan tuntutan dekarbonasi akibat pemanasan global. Prospek nikel di masa depan ditopang oleh permintaan dari segmen kendaraan listrik.

INCO pun tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Saat ini, INCO sedang membangun dua pabrik baru yang terletak di Bahodopi dan Pomalaa. Pabrik Bahadopi diperuntukkan memproduksi nikel untuk kebutuhan baja. Dalam hal ini, INCO menggandeng dua korporasi asal China.

Sementara untuk Smelter Pomalaa, INCO menggandeng perusahaan asal Jepang. Febriany mengatakan, produk olahan nikel yang dihasilkan di smelter ini cocok digunakan sebagai komponen mobil listrik. 

Lebih lanjut, INCO juga tengah mempelajari studi-studi pengolahan nikel lainnya, seiring dengan melimpahnya cadangan nikel miliknya. Salah satunya adalah rencana memproduksi limonite di Sorowako, yang merupakan salah satu komponen utama pembuatan baterai listrik.

Selanjutnya: Diversifikasi, Indika Energy (INDY) masuk sektor kehutanan hingga kendaraan listrik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×