kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produksi Nikel Turun 9% di Kuartal Pertama, Vale (INCO) Yakin Target Tetap Tercapai


Rabu, 20 April 2022 / 07:50 WIB
Produksi Nikel Turun 9% di Kuartal Pertama, Vale (INCO) Yakin Target Tetap Tercapai


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produksi nikel matte PT Vale Indonesia Tbk (INCO) turun 9% secara tahunan di kuartal pertama menjadi 13.827 ton dari kuartal pertama 2021 sebesar 15.198 ton. Realisasi produksi ini pun turun 19% secara kuartalan ketimbang 17.015 ton pada kuartal keempat 2021.

Febriany Eddy, CEO dan Presiden Direktur Vale Indonesia menyebut, lebih rendahnya produksi pada kuartal pertama 2022 karena adanya pelaksanaan proyek pembangunan kembali (rebuild) tanur 4 yang merupakan proyek pemeliharaan penting. Proyek ini memastikan keamanan dan kelangsungan operasi INCO di masa depan.

“Kami tetap optimistis dan sejalan untuk mencapai rencana produksi penuh tahun 2022 kami,” kata Febriany dalam keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia, Selasa (19/4). Manajemen INCO menargetkan proyek pembangunan tanur listrik 4 ini akan rampung pada Mei 2022.

Baca Juga: Kenaikan Harga Nikel Global Akibat Keterbatasan Supply dan Tumbuhnya Demand

INCO mempertahankan rencana produksi 65.000 ton nikel dalam bentuk matte di tengah tingginya harga nikel. Kebijakan ini ditegaskan oleh Chief Financial Officer Vale Indonesia, Bernardus Irmanto ketika dihubungi beberapa waktu lalu.

Sepanjang tahun lalu, konstituen Indeks Kompas100 ini melaporkan telah memproduksi 65.388 metrik ton nikel dalam matte . Jumlah ini menurun 9,48% dari produksi nikel matte sepanjang 2020 yang mencapai 72.237 metrik ton.

Meski menurun, realisasi produksi ini lebih tinggi dari target yang dipasang. INCO menargetkan produksi 64.000 metrik ton nikel matte tahun lalu.

Baca Juga: Harga Nikel Melonjak, Vale Indonesia Belum Berencana Naikkan Produksi

INCO mencetak kinerja mentereng sepanjang tahun lalu. Di tengah penurunan produksi, INCO mencetak laba bersih senilai US$ 167,20 juta di tahun 2021. Realisasi ini melesat 112,5% dari realisasi laba bersih di tahun 2020 yang hanya US$ 78,68 juta.

Kenaikan laba INCO sejalan dengan kenaikan pendapatan. Vale Indonesia membukukan pendapatan US$ 953,2 juta pada tahun 2021. Angka ini berada 25% di atas realisasi penjualan yang tercatat pada tahun 2020 sebesar US$ 764,74 juta.

Kinerja kinclong Vale Indonesia tidak terlepas dari membaiknya harga nikel. INCO mencatat harga realisasi rata-rata pengiriman nikel dalam matte sebesar US$ 14.309 per ton sepanjang 2021, meningkat dari level tahun 2020 sebesar US$ 10.498 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×