kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,58   -2,96   -0.33%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produksi minyak mentah dipangkas, harga Brent naik 2,1% dan WTI terbang 3,6%


Selasa, 26 Mei 2020 / 14:03 WIB
Produksi minyak mentah dipangkas, harga Brent naik 2,1% dan WTI terbang 3,6%


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak mentah kembali menguat didorong oleh meningkatnya kepercayaan di pasar bahwa produsen akan memangkas pasokan minyak mentah. Hal ini pun datang bersamaan dengan kenaikan permintaan setelah pelonggaran kebijakan lockdown dilakukan di lebih banyak negara.

Selasa (26/5), pukul 13.50 WIB, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Juli 2020 naik 3,6%, atau $ 1,2 menjadi $ 34,45 per barel. 

Kenaikan ini dibandingkan dengan harga penutupan Jumat (22/5), mengingat pada kemarin, WTI tutup karena hari libur Memorial Day AS.

Baca Juga: Harga minyak flat karena ketidakpastian permintaan

Setali tiga uang, harga minyak mentah berjangka jenis Brent kontrak pengiriman Juli 2020 juga naik hampir 2,1%, atau 73 sen menjadi US$ 36,26 per barel. Ini menambah penguatan pada Senin (25/5) yang capai 1,1%. 

Sentimen positif bagi harga minyak datang berkat sikap Rusia yang terus memangkas produksinya. Terbaru, Negeri Beruang Merah ini melaporkan produksi minyak negaranya turun ke target 8,5 juta barel per hari (bph) untuk Mei dan Juni.

Ini sudah ada di bawah kesepakatan pemangkasan pasokan dengan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan para pemimpin lainnya produsen, yang dikenal sebagai OPEC+.

"Jelas ada perasaan bahwa pemotongan itu telah terjadi sebaik yang pasar harapkan," kata Daniel Hynes, Senior Commodity Strategist Australia and New Zealand Banking Group.

Rencananya, anggota OPEC+ akan bertemu lagi pada awal Juni untuk membahas untuk mempertahankan pemotongan pasokan untuk menopang harga, yang sudah turun sekitar 45% sejak awal tahun. 
Produsen besar sepakat pada bulan April untuk memangkas produksi hampir 10 juta barel per hari untuk bulan Mei dan Juni.

Kementerian Energi Rusia mengatakan, kenaikan permintaan bahan bakar akan membantu mengurangi surplus global saat ini sekitar 7 juta-12 juta barel per hari pada Juni atau Juli.

Baca Juga: Gara-gara corona, sejumlah emiten migas merevisi target kinerja tahun ini

"Dengan ekonomi dimulai kembali, fokus pasti adalah pada perbaikan fundamental, daripada apa yang tampak seperti runtuhnya permintaan hanya beberapa minggu yang lalu," kata Hynes.

Sementara itu data dari perusahaan jasa energi Baker Hughes menunjukkan jumlah rig Amerika Serikat mencapai rekor terendah di pekan yang berakhir 22 Mei lalu, karena hanya 318 rig yang aktif. Dan ini juga menunjukkan output yang lebih rendah di masa depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×