kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Produksi global diprediksi naik, harga CPO kian terbenam


Kamis, 14 April 2011 / 13:51 WIB
Produksi global diprediksi naik, harga CPO kian terbenam
ILUSTRASI. Pekerja melintas di depan papan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia Jakarta, Rabu (17/6). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat ke zona hijau pada akhir perdagangan hari ini, Rabu (17/06). Pada pukul 16.00 WI


Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Prediksi bakal naiknya produksi minyak sawit atau crude palm oil (CPO) membenamkan harga CPO untuk hari yang ketiga. Kekhawatiran pasar terhadap suplai memudar karena produksi Indonesia dan Malaysia diperkirakan akan naik.

Direktur Godrej International Ltd. Dorab Mistry memperkirakan, Produksi Indonesia diproyeksi meningkat 2,5 juta ton menjadi 25 juta ton, sementara produksi Malaysia naik dari 17 juta ton tahun lalu menjadi 17,6 juta ton di 2011.

Secara global, produksi minyak sawit tahun ini setidaknya lebih tinggi 3 juta ton dibanding tahun lalu.

Kontrak CPO untuk pengiriman Juni di Malaysian Derivatives Exchange (MDE) sempat turun 0,7% ke RM 3.326 atau setara US$ 1.100 per ton, sebelum bergerak ke RM 3.336 atau US$ 1.105 per ton, pada pukul 13.35 WIB.

Kepala perdagangan LT International Futures (M) Sdn. Chandran Sinnasamy menyebut, pasar saat ini tertekan karena suplai minyak sawit. "Jika tidak ada isu cuaca dan tidak ada pemangkasan areal tanaman kedelai, saya pikir harga CPO akan mengikuti tekanan suplai di pasar," prediksinya.

Kemarin, Departemen Meteorologi Malaysia mengatakan La Nina akan mulai melemah di ekuatorial Pasifik pada April, sehingga menormalkan cuaca di Malaysia, dan membawa tingkat curah hujan yang mendukung bagi tanaman sawit.

Sementara, akhir Maret, Departemen Pertanian AS mengatakan petani di sana mungkin memangkas penanaman kedelai 1% dari tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×