Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi
Lebih lanjut, Ike memperkirakan pendapatan MDKA pada sepanjang tahun lalu akan mencapai US$ 341,5 juta atau turun 15% dibanding 2019. Penurunan ini disebabkan proyek Wetar yang memproduksi tembaga hanya sepertiga dari total produksi tembaga 2019. Adanya retak permukaan di Tujuh Bukit juga turut membuat MDKA tidak mampu memanfaatkan momentum kenaikan harga emas secara optimal.
“Tujuh Bukit merupakan tambang yang memproduksi baik emas dan perak di mana berkontribusi pada 75% total pendapatan MDKA pada 2019. Sementara pada tahun lalu, diproyeksikan berkontribusi terhadap 89% total pendapatan MDKA,” terang Ike.
Baca Juga: Caplok saham tambang nikel, eksposur Harum Energy terhadap batubara bisa berkurang
Untuk tahun ini, Ike memproyeksikan pendapatan MDKA akan mencapai US$ 328,2 juta dengan laba bersih sebesar US$ 59,1 juta.
Ike pun merekomendasikan netral untuk saham MDKA dengan target harga Rp 1.760 per saham. Sementara analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia Edward Tanuwijaya merekomendasikan hold dengan target harga Rp 1.900 per saham
Adapun saham MDKA pada perdagangan Selasa (2/2) melemah 6,07% menjadi Rp 2.360 per saham.
Selanjutnya: Minim sentimen, IHSG diproyeksikan lanjut melemah pada perdagangan Rabu (3/2)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News